Beat Me

Beat Me

Setting : Somewhere in the past; SOLDIER

dalam cerita ini Genesis dan Angeal masih berada dalam 3nd Class SOLDIER

Warning : Sedikit Yaoi



.

.

Genesis menatap pemuda berambut perak di depannya. Oke, seharusnya ini tidak akan jadi terlalu buruk. Pemuda itu seusianya. Mereka dilahirkan pada tahun yang sama, jadi kenapa dia harus membungkuk pada anak seusianya; meskipun anak itu telah menjadi SOLDIER Kelas Pertama dan bahkan telah berpangkat General sementara dirinya dan Angeal masih berada di Kelas Ketiga ?! Tapi meskipun berpikir begitu jantung Genesis berdegup sangat keras. Dia memang bisa berkeras untuk bersikap angkuh di luar, tapi dalam hatinya segala macam perasaan berbunga-bunga. Benci, iri, cemburu, gairah, cinta, dan kagum---semua berbaur menjadi satu.

Ini hanyalah sesi latihan. Sang General datang untuk melihat latihan SOLDIER Kelas Ketiga angkatan ini. Mentor mereka menyuruh anggota SOLDIER Kelas Ketiga untuk berlatih berpasangan, dan tentu saja awalnya Genesis langsung bergerak ke arah Angeal. Dia tidak pernah jauh dari Angeal, tapi kemudian dilihatnya dengan matanya sendiri sang General membisikkan sesuatu pada mentor mereka sambil sepasang mata hijau sang General membalas tatapan Genesis, kemudian sang mentor pun mengumumkan sesuatu yang menyebalkan; “Dilarang berpasangan dengan sahabat karib kalian !”

Angeal menatap Genesis dengan pandangan meminta maaf, lalu karena Angeal adalah anak yang penurut dia segera bergegas menghampiri anggota lain dan berpasangan dengan anggota lain itu.

Tinggal Genesis sendirian. Tidak ada yang mau berpasangan dengannya, dan karena jumlah anggota di SOLDIER Kelas Tiga angkatan ini ganjil, maka setelah semuanya berpasangan tinggalah dia sendirian; berdiri memegangi pedangnya.

Tidak bisa dibayangkan betapa malu, marah, dan kesalnya Genesis. Dia jelas-jelas ditinggalkan sendirian oleh yang lain, di depan Sephiroth. Sekarang sang General pastilah berpikir bahwa si rambut merah itu kuper atau bagaimana. Genesis melirik Angeal dan menyadari tatapan cemas Angeal padanya; tatapan cemas plus ekspresi meminta maaf sekaligus. Tapi tentu saja Genesis tidak bisa menyalahkan Angeal sekarang. Dia tidak mau terlihat tolol dengan membentak-bentak sahabatnya di mata sang General walaupun sebenarnya dia sangat ingin melakukan itu untuk melampiaskan kesal. Tapi toh ini bukan salah Angeal.

Ini salah General sialan itu.

Sephiroth sialan.

Dia nyaris tidak bisa percaya bahwa Sephiroth perduli siapa berpasangan dengan siapa. Sephiroth tahu Genesis dan Angeal adalah sahabat karib karena selama berada di ShinRa sudah beberapa kali Sephiroth melihat keduanya bersama. Di kantin Angeal dan Genesis selalu berdekatan. Saat jam istirahat pun keduanya memisahkan diri dari yang lain dan pergi berduaan. Di pesta mereka berdua juga selalu berdekatan. Semua orang sudah tahu bahwa Angeal dan Genesis memang tidak terpisahkan. Yang jadi pertanyaan Genesis sekarang adalah kenapa Sephiroth harus perduli kalau seseorang ingin berpasangan dengan sahabat karib.

Mungkin karena sang General tidak pernah punya sahabat ! Genesis memberitahu dirinya sendiri untuk menghibur diri. Sepasang matanya membalas tatapan Sephiroth yang tertuju padanya. Genesis bisa mendengar desisan Angeal yang bernada memperingatkan, bahkan Genesis juga sadar mentornya sedang menatapnya dengan sangat tajam, karena pandangan mata Genesis terhadap Sephiroth bisa dikategorikan sebagai pandangan kemarahan.

“Anak yang pemberani.” Komentar Sephiroth sambil bergerak menghampiri; “Baiklah, karena kau tidak dapat pasangan, biar aku yang berpasangan denganmu.”

Kalimat itu mengejutkan semua orang, bahkan Genesis sendiri.

“Sir !” Angeal tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata; “Genesis tidak bermaksud---” Sebelum Angeal menyelesaikan ucapannya mentor mereka membentaknya; “Diam, Hewley !”

“Jangan kuatir.” Jawab Sephiroth, seperti biasa nada suaranya datar tanpa ekspresi; begitu pun wajahnya; “Aku tidak akan melukainya.”

Angeal tetap kuatir. Bagaimana pun juga Sephiroth adalah SOLDIER Kelas Pertama dan sudah berpangkat General, sedangkan Genesis masih berada di Kelas Ketiga. Seluruh anggota tampaknya tidak ada yang mau latihan dengan pasangan mereka masing-masing sekarang, mereka lebih tertarik menonton Sephiroth dan Genesis.

Dan, begitulah. Genesis menatap Sephiroth yang berdiri tak jauh di hadapannya. Sephiroth agaknya menunggu sesuatu dan Genesis paham Sephiroth menunggu Genesis membungkuk hormat sebelum latihan dimulai. Enak saja ! Genesis mengangkat pedangnya dan mengarahkannya pada Sephiroth.

Sephiroth tidak tampak keberatan dengan sikap Genesis walaupun tentunya baru kali ini; setelah bertahun-tahun dia berada dalam SOLDIER; ada yang berani bersikap tidak sopan padanya.

Genesis tidak menunggu lebih lama lagi. Dia segera menyerang Sephiroth dan dengan mudah Sephiroth dapat menghindar. Genesis menyerang lagi, bahkan mulai serius dengan meng-cast magic Api. Genesis berbakat dalam cast elemen Api. Pedangnya; Rapier; juga sangat sesuai dengan kemampuannya itu. Pedang itu menyalurkan panas. Merah membara. Dia terus gencar menyerang Sephiroth sehingga Sephiroth tidak punya kesempatan untuk menghindar lagi.

Sesaat Genesis mengira dirinya menang, tetapi tentu saja tidak --- sebab setelah semua serangan api dan kobarannya memadam, Sephiroth tidak tampak terluka sedikit pun. Genesis sangat terkejut, tetapi sebelum sempat dia menggunakan cast lagi, Sephiroth sudah menyerangnya. Genesis menahan dengan pedangnya. Kedua pedang mereka beradu, dan tenaga Sephiroth membuat tubuh Genesis terpental ke belakang; terguling di tanah dan masih terdorong mundur.

“Genesis !!” Angeal segera meninggalkan semua sopan santunnya dan berlari memeluk sahabatnya yang terpelanting dan akhirnya jatuh terbaring di tanah; syukurlah yang lebih dulu membentur tanah bukan kepalanya tapi punggungnya. Tanpa pikir panjang lagi Angeal segera menyerang Sephiroth.

“Hewley !!” Mentor mereka menghalangi di depan Sephiroth.

Angeal terus mendesak menyerang.

“Cukup !!” Bentak mentor mereka; “Kalian berdua di-skors !! Kau dan Rhapsodos..!”

Angeal membuka mulut hendak protes tetapi sebelum dia bicara, Sephiroth sudah berkata; “Tidak perlu. Mereka tidak salah apa-apa. Aku terlalu keras pada si rambut merah.”

“General…..”

Sephiroth menghampiri Genesis. Dia berdiri di depan si rambut merah itu yang sedang bergerak bangun sambil meringis. Sephiroth mengulurkan tangannya, menawarkan untuk membantu Genesis bangun. Selama beberapa detik Genesis tidak mengatakan apa-apa, dia menatap tangan Sephiroth, lalu kemudian dia menepiskan tangan Sephiroth dengan kasar.

“Genesis !” Angeal memperingatkan. Angeal segera berlari menghampiri sahabatnya lagi dan membantu sahabatnya bangun.

“Bawa dia ke Hollander.” Perintah mentor mereka. Angeal mengangguk dan membimbing Genesis kembali ke gedung.

***

“Bagaimana keadaannya ?” Tanya Sephiroth keesokan harinya. Saat itu Angeal sedang makan siang di kantin. Karena Genesis masih harus istirahat hari ini, Angeal duduk seorang diri. Tidak disangka Sephiroth masuk ke kantin dan mendatanginya. “General.” Angeal langsung berhenti makan dan berdiri.

“Tidak usah sungkan-sungkan.” Jawab Sephiroth; “Bagaimana keadaan temanmu yang berambut merah ?”

“Genesis baik-baik saja. Terima kasih atas perhatian Anda.”

“Apa dia masih berada di tempat Hollander atau sudah boleh kembali ke kamarnya ?”

Untuk SOLDIER Kelas Tiga dan Kelas Dua, ShinRa menyediakan asrama. Tapi bagi SOLDIER Kelas Pertama diizinkan untuk tinggal di apartemen terpisah sesuka mereka.

“Dia berada di kamar.” Jawab Angeal.

“Baiklah.” Kata Sephiroth, lalu berjalan pergi meninggalkan Angeal. Angeal mengawasi punggung Sephiroth yang menjauh.

***

Terdengar ketukan di pintu.

“Angeal ?” Seru Genesis sambil tetap berbaring di tempat tidurnya; “Masuk saja, pintunya nggak dikunci, kok !”

Pintu terbuka, tapi yang masuk bukan Angeal, melainkan Sephiroth.

Genesis segera melompat bangun.

“Tak usah bangun, tetaplah berbaring.” Kata Sephiroth sambil mendekatinya.

Tentu saja saran itu tidak dituruti. Genesis berdiri.

“Aku benar-benar menyesal atas kekasaranku kemarin.” Ucap si rambut perak; “Aku baru saja bicara dengan Hollander. Kata Hollander reputasi kesehatanmu sejak awal memang kurang baik. Katanya waktu kecil kau pernah pingsan mendadak---”

“Maaf ?!” Putus Genesis dengan nada protes yang tidak disembunyikan; “Apa urusan Anda dengan reputasi kesehatanku ?! Sir ?”

Sephiroth diam sejenak. Sepasang matanya yang pupilnya nyaris seperti mata kucing menatap Genesis. Sesaat kemudian dia bertanya dengan nada yang jauh lebih formal; “Kau tahu apa kelemahanmu, Genesis Rhapsodos ?”

Genesis nyaris bertanya bagaimana Sephiroth mengetahui namanya, tapi dia langsung ingat bahwa Sephiroth sudah bicara dengan Hollander dan Hollander telah memberikan catatan kesehatan Genesis kepada sang General. Tetapi mengingat itu tidak meredakan amarahnya sedikit pun.

“Rhapsodos ?” Sephiroth menegur lagi menyadari pertanyaannya dibiarkan tidak terjawab.

Genesis berusaha mengontrol diri; “Ya, Sir ?”

“Kelihatannya kau tidak senang kalau diberi nasehat.” Sephiroth menghela nafas; “Baiklah, sebaiknya aku pergi saja. Aku datang hanya ingin melihat keadaanmu---”

“Kalau begitu kau simpan saja kekuatiranmu. Hanya benturan kecil tidak akan melukaiku.” Putus Genesis.

“Benturan kecil ?!” Ulang Sephiroth, nadanya mulai semakin dingin; “Oh, kulihat yang kemarin bukan benturan kecil, tapi baiklah. Aku tidak ingin mengganggumu.” Dia berjalan ke pintu, tetapi sebelum dia keluar dia menengok sebentar dan berkata lagi; “Kalau kau sudah sehat dan merasa tidak puas atas hasil kemarin; kau boleh mencariku, Rhapsodos. Kuijinkan kau memasuki kantor SOLDIER Kelas Pertama untuk mencariku.” Kemudian tanpa menunggu jawaban Sephiroth keluar, meninggalkan Genesis yang sudah membuka mulut untuk menyahut tapi terlambat.

***

“Genesis Rhapsodos berasal dari Banora Village.” Sekretaris Sephiroth memberitahu sang General ketika ditanya; “Seusia dengan Anda. Sifatnya memang emosional dan mudah terpancing. Waktu pertama tiba disini dia sudah bertengkar dengan teman-teman seangkatannya. Dia suka memisahkan diri, tidak terlalu senang bergaul, dan kudengar teman-temannya bilang dia adalah anak yang sangat angkuh. Tetapi dia sangat suka membaca dan sering melafalkan legenda Loveless. Selain itu dia juga suka menulis; buku harian misalnya. Sering di kantin dia malah menulis dan bukannya menghabiskan makanannya. Sahabat akrabnya adalah Angeal Hewley yang diketahui memanglah sahabatnya sejak kecil di desa. Mereka dibesarkan bersama.”

“Oh.” Sephiroth menghela nafas.

Sekretarisnya meneruskan; “Hal lain tentang anak itu adalah catatan kesehatannya yang kurang mendukung. Tenaganya memang besar dan kuat, dan pada saat normal dia memiliki daya tahan yang sangat tinggi. Tetapi menurut profesor Hollander yang telah berkomunikasi dengan dokter di Banora Village, Genesis pernah jatuh tak sadarkan diri secara mendadak sebanyak lima kali waktu kecilnya.”

“Itu adalah reputasi yang buruk bagi seorang SOLDIER.” Jawab Sephiroth; “Apa Hollander tidak menemukan penyebabnya ? Mungkin salah satu rusuknya atau tulang tengkoraknya lemah dan setiap mengalami benturan sekecil apa pun di tempat itu dia akan jatuh tak sadarkan diri.”

“Profesor Hollander melaporkan pada administrasi SOLDIER bahwa beliau tidak menemukan penyebabnya.” Sahut sang sekretaris; “Tapi karena di luar reputasi buruk itu Genesis Rhapsodos memiliki semangat dan energi yang besar maka pada tes masuk mereka tahun lalu Hollander bersedia melaporkan bahwa Genesis pantas menjadi SOLDIER. Sekarang ini, kudengar yang dikuatirkan dan dikeluhkan para mentornya bukanlah mengenai kesehatannya (sebab Genesis belum pernah pingsan mendadak selama berada di SOLDIER) melainkan mengenai sifatnya.”

“Bisa kubayangkan.” Kata sang General.

“Yeah. Angeal Hewley harus terus mengontrolnya; sebagai seorang sahabat. Dia masih mau mendengarkan kata-kata Hewley.”

“Bagus kalau dia masih mau mendengarkan Hewley. Setidaknya kulihat Hewley masih lebih menggunakan otak daripada otot.”

“Hewley memiliki reputasi yang bagus. Pendiam, sopan, tenang, dan kalem.” Sang sekretaris menyetujui, diam sejenak, kemudian meneruskan dengan nada sangat pelan berbisik; “Dan, Sir, aku pernah dengar satu gosip aneh mengenai Genesis Rhapsodos.” Dia mendekati Sephiroth dan membisikkan sesuatu kepada tuannya itu……

***

Satu minggu lewat dan Sephiroth mengira bahwa Genesis sudah melupakan persoalan itu, tetapi dia salah, sebab suatu pagi di hari Minggu ketika dia berada di apartemennya pintunya diketuk. Dia membukakan pintu dan melihat Genesis.

Si rambut merah tampak agak salah tingkah. “A-aku mendapatkan alamatmu dari bagian administrasi.” Ucapnya.

Sephiroth menyilakan Genesis masuk, lalu menjawab; “Yakin kau mendapatkannya dari petugas dan bukan mencurinya ?”

“Kau---”

“Tidak usah marah dulu. Kalau yang datang adalah orang lain menggangguku di hari Minggu; satu-satunya hari liburku; apalagi masih pagi begini; pasti sudah langsung kuusir. Tapi kuduga kau ingin membalas dendam atas kekalahanmu minggu lalu?”

“Aku tidak bermaksud mengganggumu ! Aku mencari kesempatan dimana sahabatku masih tidur---”

“Ah, ya.” Putus Sephiroth lagi dengan kalem; “Yang kau maksudkan adalah Angeal Hewley. Sebaiknya kau menuruti kata-katanya. Dia adalah orang yang baik hati. Aku tidak terlalu senang mendengar bahwa kau melarikan diri darinya---”

“Melarikan diri ?!” Genesis balas memutus, nadanya sudah meninggi; “Kau terlalu menganggap remeh diriku ! Hanya karena kekalahan kecilku minggu lalu ! Aku tidak siap waktu itu dan kau---”

“Kukira waktu itu kau cukup punya kesempatan untuk menyerangku ?! Hanya saja kau terlalu---”

“Kita akan lihat apa kau masih bisa menghinaku lagi sesudah hari ini !!!” Genesis membentak.

“Oke, kita lihat saja nanti.” Sahut Sephiroth.

Genesis segera bersiap; pedang Rapier merahnya terangkat dan tertuju lurus pada Sephiroth, tapi dengan tenang Sephiroth berjalan ke lemari. Sephiroth bahkan belum mengambil pedangnya yang masih tergeletak manis di meja di samping ranjang. Sephiroth membuka lemari dan mengeluarkan handuk lebar.

Selama beberapa detik Genesis mematung saking bingungnya. Tetapi dia tidak perlu menebak lama, Sephiroth berjalan ke kamar mandi dengan membawa handuk itu. Genesis hanya bisa memperhatikan Sephiroth masuk ke kamar mandi dan menutup pintu. Setelah pulih dari kagetnya, Genesis menurunkan pedangnya dulu dan duduk di sofa menunggu lawannya.

Mau tak mau dia memperhatikan keadaan sekelilingnya. Semua barang di tempat ini jauh lebih mewah daripada di tempat lain manapun yang pernah dilihatnya. Tanpa sadar dia mengeluarkan buku Loveless yang selalu dibawanya kemana-mana dan yang selalu dibacanya saat senggang, dan dia membacakannya keras-keras.

Dia tidak sadar Sephiroth sudah keluar dari kamar mandi dan menatapnya, mendengarkan selama sesaat. Ketika akhirnya Genesis berhenti sejenak untuk memberi jeda di antara bait, dia mengangkat wajahnya dan baru menyadari kehadiran Sephiroth yang hanya terbalut handuk pada pinggul.

Wajah si rambut merah langsung memerah; nyaris semerah rambutnya sendiri.

“Kau punya kebiasaan yang unik. Songbird.” Sephiroth mengomentari kebiasaan Genesis membaca Loveless sambil berjalan ke lemari dan membukanya untuk mengambil pakaian. Dengan santai dan tanpa malu-malu si rambut perak menanggalkan handuknya; tidak menyadari bahwa wajah Genesis sudah semakin memerah saja, tapi sepasang mata biru Genesis tidak bisa beralih dari tubuh si rambut perak yang memiliki kulit putih pucat dan bentuk tubuh seorang pria yang sempurna. Tentu saja Genesis sudah sering melihat seorang pria ganti pakaian di depannya. Angeal juga kadang begitu (walaupun seringnya Angeal masih berusaha menutupi diri demi kesopanan). Di kamar mandi SOLDIER Kelas Tiga dan di ruang ganti pun sebagai sesama pria semua anggota biasanya leluasa saja berganti pakaian atau mandi bersama, dan Genesis sudah banyak melihat itu; tapi entah kenapa kali ini terasa berbeda dan jantungnya berdegup sangat kencang.

Sephiroth selesai berpakaian dan mengambil pedang Masamune-nya, lalu membalikkan tubuh sambil berkata; “Baiklah, sekarang kita bisa------Eh, Ada apa denganmu..? Wajahmu merah sekali ?”

Genesis cepat-cepat memalingkan mukanya. “T-tidak ada apa-apa.” Jawabnya.

“Kau tidak enak badan ?” Sephiroth bertanya lagi; “Sakit ?”

“Tidak !” Genesis menegakkan diri, menyimpan kembali bukunya, bangun dan menyambar pedangnya lagi. Tetapi sebelum dia sempat menyerang, dia merasa rasa sakit yang mendadak dan tak tertahankan menjalari tulang punggungnya; khususnya tempurung tulang punggung sebelah kiri. “Tidak !” Batinnya, berusaha menahan sakit; “Jangan sekarang !!” Tapi usahanya sia-sia. Yang diketahuinya kemudian semua menjadi gelap……

***

Genesis merasa seperti sedang bermimpi, dan terbangun entah sudah berapa lama. Selama beberapa detik dia lupa apa yang telah terjadi. Dia mengira dia berada di kamarnya di Banora Village, tetapi ranjang yang dia tiduri saat ini jauh lebih nyaman dari ranjangnya di desa, membuatnya malas bergerak untuk beberapa saat. Kemudian suara kaku menyadarkannya; “Kau tidak apa-apa, songbird..?”

Dia menengok dan melihat Sephiroth.

Dengan cepat kesadaran Genesis kembali pulih. Dia teringat lagi apa yang telah terjadi. Disadarinya dia masih berada di apartemen Sephiroth, bahkan sedang berbaring di ranjang sang General.

Rasa frustasi menyerangnya; menyadari bahwa dia tadi jatuh pingsan mendadak tanpa sebab. Tapi sebelum dia sempat mengatakan sesuatu untuk menutupi rasa malunya, Sephiroth agaknya mengerti dan berkata duluan; “Jangan kuatir. Aku tidak menganggap kau lemah, dan aku tidak akan memberitahu mentormu atau siapa pun mengenai kejadian ini.”

Genesis hendak bangun, tapi Sephiroth menahannya; mendorongnya dengan lembut untuk kembali berbaring, dan berkata lagi; “Tidak usah bangun, Genesis.”

“Sir----”

“Sephiroth.” Si rambut putih memutus; “Kurasa karena kita seumur kita tidak usah menggunakan formalitas saat kita sedang berduaan saja ?!”

Genesis nyaris tidak mempercayai pendengarannya. Dia membaringkan kembali kepalanya di bantal yang nyaman ini, tetapi sepasang matanya masih mengawasi wajah Sephiroth yang seperti biasa kaku tanpa ekspresi.

Si rambut perak membalas tatapannya. Sephiroth tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh begini. Harga dirinya terlalu besar untuk bisa menyukai laki-laki; secantik apa pun. Tetapi bahkan orang bodoh pun akan bisa melihat pandangan mata Genesis saat ini adalah pandangan mata penuh harap dan cinta tanpa bisa disembunyikan. Penuh kekaguman. Dan disini tidak ada siapa-siapa. Ini adalah hari Minggu, hari dimana Sephiroth bisa beristirahat. Tak bolehkah dia bersenang-senang sedikit..? Walaupun kesenangan itu tergolong aneh.

Sangat aneh. Biasanya dia tidak pernah menginginkan ini. Banyak wanita yang menggodanya setiap kali dia lewat di Midgar. Semua wanita cantik dan sexy; tipe apa pun; berharap bisa berada dalam pelukannya walau hanya untuk semalam saja. Tapi tidak pernah ada perasaan apa pun di hati Sephiroth. Dia tidak menemukan dirinya sebagai seseorang yang bisa menjalin cinta atau hubungan, atau jatuh cinta. Dia tidak memiliki perasaan apa pun; meskipun kadang dia berusaha memaksakan diri menyukai seseorang.

Dia menatap wajah Genesis yang berbaring, membalas tatapan mata Genesis. Sephiroth sadar bahwa dirinya tidak mencintai Genesis seperti cinta antar kekasih, dan juga bukan perasaan nafsu. Dia harus mengakui; memang Genesis sangat rupawan; tapi perasaan dalam hati Sephiroth bukanlah nafsu seperti pria terhadap wanita. Meski begitu, ada perasaan aneh bergolak…. Lebih mirip perasaan penasaran, atau tertantang. Sepertinya bibir Genesis menjanjikan petualangan, pandangan mata Genesis yang penuh cinta di saat bersamaan juga seperti penuh menantang. Seolah menantang Sephiroth; “Beranikah kau melakukannya ? Sanggupkah ? Beranikah kau menghampiriku ? Aku berada disini, menunggu.”

Tantangan itu begitu besar. Tantangan untuk mencicipi sebuah permainan yang belum pernah dirasakannya. Bibir si rambut merah itu bagi Sephiroth seolah akan tertawa mengejek bila dia tidak berani menerima tantangan ini. Dan itu cukup bagi Sephiroth untuk kemudian membungkuk di atas dada Genesis; mendekatkan wajahnya ke wajah si rambut merah itu; dirasakannya Genesis menahan nafas; dan kemudian Sephiroth mencium bibir si rambut merah……..

Genesis tidak meronta, tapi juga tidak memberi respon.

Sephiroth menghentikan ciumannya, tapi masih berada dalam jarak yang sangat dekat dengan wajah Genesis. Si rambut merah tidak memejamkan mata. Si rambut merah itu terlampau sombong untuk bisa membiarkan Sephiroth melihatnya memejamkan mata menikmati ciuman yang padahal sangat diharapkannya itu.

“Kenapa kau tidak mendorongku ?” Bisik Sephiroth; “Kenapa tidak memukulku..?”

“Haruskah ?” Genesis balas berbisik.

“Apa kau menyukainya ?”

“Ya.”

“Kalau begitu, berikan respon.” Sephiroth menciumnya sekali lagi dan kali ini didapatkannya respon yang sangat agresif. Seperti petualangan yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. Sangat agresif, sangat menantang, dan merangsang gairah. Ciuman si rambut merah itu seakan berusaha memaksa Sephiroth luluh dalam pelukannya, tetapi Sephiroth tidak akan menyerah begitu saja. Dia yang akan menundukkan Genesis.

Tanpa sadar Sephiroth sudah bergerak naik ke tempat tidur.

“Apa kau pernah melakukan ini sebelumnya ?” Tanya Genesis setelah akhirnya mereka berdua bisa melepaskan ciuman mereka.

“Tidak. Tapi aku tahu kau pernah.”

“Bagaimana kau tahu ?”

“Sekretarisku yang bilang. Katanya salah seorang bawahan di ShinRa pernah memergokimu suatu malam minum-minum di bar dan saat mabuk kau mau saja dirangkul oleh seorang pria setengah baya dan dibawa pergi. Gosip lain mengatakan bahwa di malam lain saat mabuk kau menggandeng seorang anak remaja putra dan menyuruhnya memuaskan kesenanganmu.”

Genesis membuka mulut hendak menjawab dengan marah, tapi Sephiroth meletakkan telunjuknya di bibir Genesis, lalu meneruskan; “Jangan kuatir. Aku tidak menganggapmu tercela, dan aku juga tidak akan membocorkan rahasia itu kepada siapa pun. Kau memiliki sifat sulit mengendalikan diri dan sangat menuruti emosi serta perasaan. Apa Angeal Hewley tahu tentang dua kejadian itu ? Kuduga kau pasti kebetulan sedang tidak bersamanya saat itu ?”

“Memang aku sedang tidak bersamanya saat itu.” Genesis memainkan rambut Sephiroth yang berbaring di atas tubuhnya; “Angeal terlalu taat akan norma-norma. Kalau dia tahu apa yang telah kulakukan, dia akan menceramahiku siang dan malam.”

“Kalau begitu apa kau tidak takut Angeal akan datang kesini mencarimu sekarang..?”

“Jangan kuatir. Aku sudah meninggalkan pesan untuknya bahwa aku pergi jalan-jalan ke Midgar. Dan kau sendiri ? Apa akan ada yang datang mencarimu sekarang?”

“Aku mematikan Handphone-ku setiap hari Minggu.” Sephiroth mengerling pada Handphone-nya di atas meja di sebelah Masamune; “Jika tidak benda sialan itu akan berdering terus setiap lima menit.”

“Aku tidak perlu mematikan handphone-ku. Tidak ada yang mencariku, kecuali Angeal dan orang tuaku.” Tangan Genesis sekarang membelai pipi Sephiroth, tetapi sang General menangkap tangan itu dan meletakkan tangan itu di atas kepala si rambut merah sendiri lalu menahannya disitu dengan tangannya.

“Kau yang akan menurutiku, Genesis.” Bisik Sephiroth.

“Kenapa ?”

“Well… karena kau kalah minggu lalu. Tapi aku akan bersikap adil. Kalau kau bisa mengalahkanku suatu hari nanti, aku akan menurut padamu.”

Genesis tersenyum, jelas dia merasa dia akan menang suatu hari nanti dan akan bisa membuat Sephiroth bertekuk lutut di hadapannya lalu dia akan bisa menguasai si rambut perak itu selamanya seperti impiannya selama ini, tetapi saat ini; detik ini; dia tidak bisa memperdulikan hal itu dulu, sebab dia akan segera sibuk dengan sesuatu……

The End.



Note. Walaupun kelihatannya tulisanku (mungkin) memuji Sephiroth, sebenarnya jujur saja aku tidak melihat dia “tampan”/“cantik”---whatever. Aku akui dia hebat dan cool but just it. Aku benci model rambutnya dan kulitnya yang terlampau pucat, dan di mataku rupanya sama sekali tidak “mempesona”. Meski begitu, aku berusaha memberikan kesan “sportif” dalam tulisanku, karena dalam dunia Final Fantasy Sephiroth dianggap sebagai sosok yang sempurna.

Pengikut

free hit counter