Valentine's Day

SHINRA ACADEMY : VALENTINE’S DAY

Setting : Somewhere in the past; ShinRa Academy.

Rating : K.

Charas : Zack, Genesis, Angeal, Kunsel

Genre : General/Humor.

Summary : Zack ingin mengajak Angeal kencan, tetapi.......

Authoress : Sori.... Lagi2 yang tentang Cloud x Tifa, Zack x Aerith, dan Tifa - Aerith.. terpaksa kumundurkan lagi chapternya.


.

.

Booo !!!!”

Kunsel merangkulkan lengannya di leher Zack dari belakang. Mereka sedang berada di kantin ShinRa yang ramai pada pagi hari dan Zack sedang makan sambil menulis sesuatu sebelumnya.

“Hey !!!” Temannya itu langsung protes dan membebaskan diri.

“Nulis apa sih ?” Kunsel menatap ke kertas yang tadi sedang ditulisi Zack di atas meja, tetapi dengan gesit Zack segera menyambar kertas itu dan meremasnya di telapak tangannya.

“Rahasia !” Seru anak itu sambil kemudian menyobek-nyobek kertas yang tadi ditulisinya menjadi serpihan-serpihan kecil.

“Aha. Surat cinta, ya ?!” Tebak Kunsel; “Beberapa hari ini memang kau kelihatannya selalu menulis sesuatu dengan sembunyi-sembunyi.”

“Bukan urusanmu !!!” Seru Zack meskipun mukanya memerah.

“Ayo bilang, surat itu ditujukan pada siapa !!” Kunsel menubruk Zack untuk merebut serpihan-serpihan kecil dari tangan Zack, tetapi sia-sia. Zack melepaskan genggamannya dan angin meniup serpihan-serpihan kertasnya.

Sialnya angin berhembus kearah yang salah. Dengan ngeri Zack melihat serpihan-serpihan kertasnya melayang ke arah meja seorang SOLDIER Kelas Pertama yang sedang duduk sendirian menghadapi mangkuk buburnya sambil membaca sebuah buku; dan serpihan-serpihan kertas mendarat di dalam mangkuk buburnya yang masih penuh.

Perlahan SOLDIER Kelas Pertama itu menurunkan bukunya dan sepasang matanya menatap serpihan kertas kecil-kecil yang sudah sekarang memenuhi mangkuknya bagaikan taburan kacang.

Baik wajah Kunsel maupun wajah Zack segera berubah memucat, dan keduanya buru-buru berpura-pura sedang duduk dengan manis dan menundukkan kepala. Zack berpura-pura sedang menikmati isi mangkuknya yang terlihat seperti bayam dipakaikan saus oli. Kunsel yang lupa mengambil makanan pura-pura sedang berdoa dengan khidmat sambil mengatupkan tangan di atas meja.

Sepasang mata biru SOLDIER Kelas Pertama yang mangkuknya sekarang berhiaskan serpihan kertas langsung menatap pada Zack, lalu Kunsel, lalu Zack lagi.

Celakanya, SOLDIER Kelas Pertama ini adalah Genesis Rhapsodos.

Zack tidak berani mengangkat muka. Dia tahu Genesis menatapnya dengan penuh kebencian. Genesis memang sudah tidak menyukai Zack sejak pertama kali bertemu; entah untuk alasan apa – hanya Gaia yang tahu. Tapi Zack juga tidak keberatan, soalnya Zack tidak menyukai Genesis juga walaupun Zack adalah murid dari Angeal Hewley dan Genesis adalah sahabat Angeal.

“SOLDIER Kelas Ketiga; Zack Fair !” Terdengar bentakan Genesis. Seisi kantin langsung menengok pada si rambut merah itu tetapi Genesis tidak perduli.

“Y-y-ya, S-sir ?” Zack menegakkan kepalanya. Bersamaan itu perutnya terasa mulas karena memaksa diri menelan ‘bayam campur oli’ atau apa pun namanya.

“Coba jelaskan kenapa banyak serpihan kertas kecil-kecil di mangkukku !” Lanjut Genesis.

Wajah Zack semakin pucat. Selama beberapa detik dia mendapat bayangan buruk. Dia membayangkan Genesis akan mengambil salah satu serpihan kertas yang paling besar dan membacakannya keras-keras. Tetapi syukurlah itu tidak terjadi, lagipula serpihan itu sudah dipenuhi saus aneh begitu menyentuh mangkuk, sehingga tidak mungkin Genesis bisa membacanya.

Zack tahu bahwa berbohong kepada Genesis sama saja dengan bunuh diri. Tapi jujur pun juga percuma. Genesis akan sangat senang menjatuhkan detensi kepada Zack lalu mengadukan Zack kepada Angeal; tentu saja kisah yang diadukannya selalu ditambahi bumbu sehingga memberatkan Zack di mata Angeal.

Sebelum Zack menjawab, Kunsel yang polos sudah berkata duluan; “S-sir… B-bukankah A-anda j-juga biasanya t-tidak su-ka makanan d-di kantin ini ?”

“Apa katamu !!?” Genesis langsung menggebrak meja dan berdiri; “Kalian berdua berani mempermainkan SOLDIER Kelas Pertama ?! Baik, sebagai permulaan; kalian kudetensi selama sebulan penuh. Setiap pagi kalian harus datang jam enam dan membersihkan semua toilet di ShinRa Building, lalu siangnya pada jam istirahat kalian harus membersihkan lantai di ShinRa Building ini----jangan putus ucapanku, Fair!!----dari lantai dasar sampai lantai tertinggi, dan malamnya kalian harus mencuci semua piring dan gelas di kantin !! Aku akan memberitahu Office boys dan petugas lain untuk cuti sebulan---Oh, kubilang jangan putus ucapanku!---sehingga kalau ShinRa Building ini tidak semengkilat biasanya maka aku akan tahu siapa yang harus disalahkan !”

“T-tapi S-sir !” Zack tidak tahan untuk langsung memutus lagi begitu Genesis berhenti untuk menarik nafas; “Pekerjaan di pagi dan s-siang hari itu akan makan waktu lama, kami tidak akan bisa mengikuti pelajaran----”

“Memangnya aku perduli ?!” Balas Genesis; “Aku akan bicara dengan Mr. Lazard dan mentor kalian sekarang juga !! Kalian berdua silakan mulai menjalani hukuman kalian hari ini..!!” Lalu dia membawa buku yang tadi dibacanya dan berjalan meninggalkan kantin.

Zack merasa lututnya lemas. Selama sebulan penuh dia dan Kunsel akan bekerja sebagai kacung disini dan tidak mengikuti pelajaran SOLDIER yang sangat berharga. Dia akan jauh ketinggalan dibanding yang lain. Lebih buruk lagi; pastilah Genesis akan mengadu yang bukan-bukan pada Angeal dan sang mentor akan menilai buruk pada Zack. Yang paling tidak diharapkan Zack di dunia ini adalah dinilai buruk di mata Angeal tercinta.

Gara-gara setan Loveless itu. Setan berbaju merah. Berambut merah. Buah apel berjalan.

“Aku benci dia.” Bisik Kunsel ketika akhirnya jam istirahat pagi selesai; “Dia sengaja menjatuhi kita hukuman, padahal selama ini bukankah kita suka dengar dia mengeluhkan makanan di kantin ini dan kita lihat sendiri dia sering tidak menyentuh makanannya sama sekali. Tadi pun dia sebenarnya sedang asyik membaca Loveless terkutuknya itu dan kurasa dia memang tidak bermaksud makan ! Seharusnya dia berterima kasih pada kita karena memberinya alasan untuk tidak-makan. Dasar buah apel beracun ! Pantas aja tidak ada yang suka padanya, lihat kan – dia selalu sendirian; kecuali bersama Sephiroth dan Angeal.”

Zack hendak menjawab tetapi dia merasa terlalu terpukul untuk bisa menjawab. Dia hanya tertawa hambar.

SOLDIER lain di ruangan ini hanya angkat bahu dan mengucapkan beberapa patah kata menghibur ketika mereka melewati Kunsel dan Zack untuk meninggalkan kantin. Genesis adalah SOLDIER Kelas Pertama yang terhebat setelah Sephiroth sendiri. Yang bisa melawan Genesis hanyalah Sephiroth dan/atau Angeal.

“Sebaiknya kau bicara pada Angeal.” Ucap salah seorang SOLDIER lain sambil berlalu; “Minta Angeal meringankan hukumanmu. Angeal kan baik hati, dia pasti mengerti.”

Tidak kalau itu berhubungan dengan Genesis; Pikir Zack sedih. Angeal selalu membela Genesis. Tentu saja. Mereka berdua kan bersahabat sejak kecil.

“Sobat.” Kunsel menyikutnya; “Mereka benar. Sebaiknya kau coba bicara dengan Angeal. Kau kan anak kesayangan Angeal.”

“Angeal takkan mau mendengarkan ceritaku.” Jawab Zack.

“Ayolah ! Cobalah dulu !” Bujuk Kunsel; “Kumohon ?!” Lalu Kunsel bersujud di depan Zack; “Kumohoooon ?”

“Gila ya ?!” Zack tertawa melihat tingkah sobatnya; “Oke. Akan kucoba.”

***

Sebenarnya ada alasan lain kenapa Zack akhirnya mau menuruti saran Kunsel. Dia ingin menyampaikan sesuatu pada Angeal. Dia tahu; Angeal mungkin akan kaget dan tertawa terbahak-bahak mendengarnya, tapi dia tidak perduli. Besok sudah hari Valentine dan kebetulan hari Minggu; maka dalam nama Gaia si Genesis keparat itu takkan bisa menyuruhnya bekerja di hari Valentine.

Selama sebulan ini diam-diam Zack selalu berusaha menulis surat untuk Angeal. Bukan berarti dia mencintai Angeal. Tapi terhadap Angeal ada suatu perasaan yang sukar dilukiskan. Dia merasa senang dengan Angeal. Dia ingin mengajak mentornya itu keluar di hari Valentine untuk berjalan-jalan bersamanya di taman. Membayangkannya saja sudah membuatnya merasa gembira sekaligus berdebar-debar.

Sekarang adalah kesempatan yang tepat; Pikirnya. Tidak usah pakai surat. Sebaiknya langsung bicara saja. Awalnya dia akan bercerita tentang kejadian di kantin tadi dari hati ke hati dengan Angeal, kemudian… kemudian… dia akan menyampaikan maksudnya mengajaknya kencan.

Dia bisa membayangkan Angeal tertawa geli.

Tapi dia tidak perduli ditertawakan oleh Angeal. Dia senang kok melihat mentornya itu tertawa.

Dia bisa melihat kantor Angeal di ujung. Sejenak dia ragu, tapi dia memantapkan langkahnya. Dia mencapai pintu yang tertutup; tapi tidak penuh tertutup rapat. Ada celah. Dari dalam terdengar suara bisik-bisik. Di luar kemauan, Zack mengintip lewat celah.

Dia melihat Genesis dan Angeal.

Genesis duduk di atas meja Angeal, posisinya menghadap ke arah pintu; tetapi syukurlah dalam nama Gaia dia tidak menyadari ada yang sedang mengintip disitu. Angeal berdiri di depan Genesis. Sangat rapat.

“Angeal….” Bisik Genesis; “Ti..dak.”

“Ayolah.” Zack bisa mendengar mentornya balas membisik; “Tidak apa-apa, kok, Genesis….. Tidak sakit.”

“Angeal, jangan.” Suara Genesis cukup pelan tapi Zack bisa mendengarnya.

Jantung Zack seakan berhenti berdegup selama sedetik, kemudian detik berikutnya debarannya malah kian mengeras. Dia bahkan bisa merasakan debaran jantungnya di pelipisnya. Apa yang sedang dibicarakan oleh sang mentor dengan orang yang katanya adalahsahabat masa kecilnya’ ?

“An----Ang-eal……” Suara Genesis seperti agak terengah; “J-jangan…… A-aku t-tidak-----”

Zack memberanikan diri untuk mengintip semakin dekat. Dia melihatnya. Dengan ngeri dia melihat pemandangan yang paling tidak diinginkannya dalam seumur hidupnya..!

Mentornya tersayang ! Angeal Hewley !

Angeal melepaskan pelindung bahu kiri Genesis dan menarik (nyaris merobek) bagian kerah baju dan jubah Genesis ke pundak kiri sehingga bahkan Zack bisa melihat tulang belikat kiri Genesis yang berkulit putih bersih. Dan yang lebih mengerikan lagi, Zack lalu melihat dengan mata kepalanya sendiri Angeal mencium bagian leher dan bahu kiri Genesis yang sudah tidak terbungkus pakaian..!

Zack harus menutup mulutnya sendiri dengan tangan untuk menahannya agar tidak berteriak.

“A-Aangeal !!” Genesis merintih. Tangan kanan si rambut merah itu bergerak ke kepala Angeal dan meremas rambut Angeal.

Tidak ! Cukup sudah !; Pikir Zack. Tak tertahankan, dia berlari meninggalkan tempat itu.

***

Angeal mencintai Genesis ! Batin Zack terasa disayat pisau; Angeal menyukai Genesis ! Mereka bukan sahabat, mereka adalah pasangan !!

Tolol sekali selama ini dia; Zack Fair; mengira bahwa Angeal akan menyukainya dan mau kencan bersamanya ! Tentu saja besok Angeal akan pergi bersama Genesis, bukan..?!

Oh ! Suara lain dalam kepalanya berkata; Memangnya kau kira kau siapa, Zack Fair..?! Dibandingkan dengan Genesis yang cantik, lebih dewasa jauh darimu, lebih keren, dan dia sudah menjadi SOLDIER Kelas Pertama !

Ya. Genesis memang cantik. Kenapa Zack buta selama ini ?!

Sekarang semuanya jelas. Tentu saja Angeal takkan mau mendengarkan cerita Zack tentang kejadian di kantin itu, dan tentu saja Angeal takkan mau diajak kencan olehnya besok !

Kalau dia menyampaikannya… Angeal akan… Angeal akan langsung memasang ekspresi sedih dan berkata; “Oh, maafkan aku, Zack, tapi aku.. aku sudah punya janji dengan Genny……”

Zack bisa mendengar suara Angeal mengatakan itu dalam kepalanya.

***

“Kau baik-baik saja ?” Tanya Kunsel; mengamatinya; “Darimana kau ? Kau sudah pergi selama dua jam. Apa kau berhasil meyakinkan Angeal untuk meringankan hukuman kita..? Aku sudah selesai dengan lantai satu, dua, tiga. Dan---”

Tanpa banyak bicara Zack langsung merebut tongkat pel dari tangan Kunsel dan mulai mengepel lantai.

“Zack ?” Desak Kunsel.

Zack menggeleng.

“Oh, man !” Kunsel tahu itu pertanda buruk. Dia mengira Zack sudah mencoba bicara dengan Angeal untuk meringankan hukuman mereka dan sia-sia.

***

Zack mengerjakan tugas-tugasnya tanpa banyak bicara. Kunsel mencoba mengajaknya bergurau, namun sia-sia.

Jam tujuh malam mereka baru selesai membersihkan semua piring dan gelas kotor di kantin. Baru saja keduanya menanggalkan celemek mereka, pintu terbuka dan seseorang masuk.

Orang itu Genesis.

Pakaiannya sudah kembali rapi; Zack menatapnya; Pastilah Angeal sudah kembali merapikan pakaian Genesis dan memasangkan kembali pelindung bahu itu dengan lembut. Apa yang telah dilakukan Angeal dan Genesis di kantor tadi tidak bisa dibayangkan oleh Zack. Selain menciumi bahunya, apa Angeal juga berusaha menyentuh bagian lain dalam diri Genesis ?

“Sudah selesai, SOLDIER Kelas Ketiga ?” Tanya Genesis. Sepertinya dia mampir hanya untuk memeriksa bahwa kedua juniornya itu benar-benar bekerja.

“Yeah.” Jawab Kunsel.

Genesis menunggu jawaban Zack.

“Ya.” Jawab Zack enggan. Dia tidak bisa membalas tatapan mata biru seniornya ini.

“Bagus !” Sahut Genesis; “Dan jangan lupa lanjutkan tugas kalian selama sebulan. Aku sudah bicara dengan mentor-mentor kalian !” Kemudian dia melanjutkan seolah pada diri sendiri; “Karena itulah aku menolak menjadi mentor waktu ditawari. Anak kecil selalu menyusahkan.”

Mendengar itu nyaris Kunsel menyeletuk; Memangnya siapa yang mau dididik olehmu ?! Tapi Kunsel menahan diri dan melirik Zack.

Ekspresi Zack penuh dengan kesedihan, putus asa, dan seperti orang sakit.

Kunsel menyikut Zack saat Genesis membalikkan tubuh hendak berjalan keluar meninggalkan mereka.

“Oh yeah.” Ucap Zack diluar kesadaran saat Genesis sudah beberapa langkah; “Selamat bersenang-senang besok, Genesis !”

Langkah Genesis terhenti, dan dia menengok. “Apa ?” Dia menegas.

Zack angkat bahu; “Valentine.” Ucapnya. Ketika mengatakan itu Zack merasa hatinya sakit sekali. Valentine yang sudah ditunggu-tunggunya, dan semua hancur.

“Maksudmu ?” Genesis bertanya lagi.

Zack menatapnya. Dia melihat ekspresi Genesis tampak bingung. Zack nyaris tidak percaya. Jadi Angeal tidak mengajak Genesis kencan besok ? Kenapa ? Sudah jelas Angeal menciumi bahu Genesis seperti seorang pria mencium gadisnya !

Kemudian sekelebat pikiran menyelimuti otak Zack.

Angeal terlalu pemalu.

Ya, pasti begitu !

Angeal setengah mati menyukai Genesis tetapi dia malu mengajak Genesis kencan, dan yang bisa dilakukan keduanya adalah bercinta dengan sembunyi-sembunyi di kantor. *(Dalam cerita ini Angeal dan Genesis tidak tinggal serumah/seapartemen).

“Fair ?” Genesis menegur, membuyarkan lamunan Zack.

“T-tidak, tidak apa-apa.” Balas Zack cepat, kembali menunduk; “Maaf, Sir.”

Genesis agaknya sudah terlalu capek untuk memberikan hukuman tambahan. “Baiklah, sampai ketemu hari Senin.” Ucapnya, lalu meneruskan langkahnya keluar.

Zack mengaawasi punggung Genesis menjauh. Angeal terlalu pemalu. Atau mungkin terlalu malas untuk keluar kencan besok. Padahal hari Valentine. Dan Zack harus membantu Angeal !

Kalau aku tidak bisa mendapatkan Angeal; Pikirnya; Aku akan berusaha membuat Angeal bahagia bersama orang yang dicintai Angeal !

***

Maka malam itu Zack bertindak cepat. Setelah pulang kembali ke asramanya, dia tidak segera mandi atau makan. Dia mengambil sekotak coklat berbentuk hati yang memang sudah dibelinya tiga hari lalu. Warna bungkusan coklat itu adalah merah muda, dan ada pegangannya sehingga bisa dibawa seperti tas berbentuk hati merah muda berisi coklat. Tadinya dia ingin memberikan coklat itu kepada Angeal. Dia tidak tahu Genesis akan suka coklat atau tidak, tapi dia tak punya waktu berpikir lagi. Dia segera pergi bersama coklat itu, membeli seikat mawar segar, lalu membeli kartu Valentine. Dia menulisinya dengan terburu-buru, kemudian dia bergegas ke apartemen Genesis.

Jantungnya berdegup keras ketika melangkah dengan sembunyi-sembunyi di depan pintu Genesis. Dia meletakkan benda-benda itu disana. Sekotak coklat, seikat mawar, dan kartu.

Hatinya terasa sakit. Lalu dia meninggalkan apartemen itu. Gaia; Doanya dalam hati; Semoga Angeal dan Genesis bahagia.

Dia merasa sepi, sendirian. Dia kembali ke asramanya, berpura-pura sakit di depan Kunsel supaya dia bisa tidur lebih dulu dan menangis dengan diam-diam……

***

Keesokannya Zack tidak bergairah melakukan apa-apa. Sudah jam sebelas siang tapi dia masih berbaring-baring di tempat tidur. Teman-teman seasramanya pergi berjalan-jalan di Midgar, kecuali Kunsel yang sedang sibuk main Playstation keluaran terbaru versi ShinRa di kamar mereka. Kebetulan di asrama ini satu kamar berisi dua orang, jadi Zack tidak kuatir terganggu oleh orang-orang.

Mata Zack sembab dan bengkak karena tangis. Dia memejamkan matanya lagi; membayangkan sedang apa Angeal dan Genesis sekarang. Dia tidak ingin bangun, dia ingin tidur terus.

Pintu kamar mereka diketuk.

Zack mendengar Kunsel bangun dan membukakan. Kemudian ada sedikit suara percakapan yang tidak terlalu jelas di telinga Zack sebab dia menutupi kepalanya dengan bantal. Beberapa saat kemudian, bantalnya itu direnggut.

“Hey !” Protes Zack, menarik kembali bantalnya.

“Sudah siang, Zack.” Kata orang yang menarik bantal itu. Tapi bukan suara Kunsel.

Zack membuka mata dan melihat Angeal Hewley.

Zack mengerjap-ngerjap, takut salah lihat. Tapi ternyata memang benar mentornya itu. Berdiri menatapnya. Disini. Kunsel sendiri entah dimana, sepertinya sudah tidak ada di ruangan ini lagi.

Zack segera duduk; “Sir-----” Lalu matanya menangkap sesuatu di tangan Angeal. Dengan ngeri Zack melihat Angeal membawa benda-benda pemberian Zack kepada Genesis semalam. Coklat yang sama, mawar yang sama, kartu yang sama. Amplop yang membungkus si kartu sudah tak ada, mungkin sudah dirobek Genesis. Berarti pesan itu sampai. Tapi kenapa Angeal ada disini ? Kenapa Angeal tidak sedang bersama Genesis berjalan-jalan di Midgar yang cerah, nonton bioskop, makan, lalu malamnya sepulang jalan-jalan bukankah mereka bisa meneruskan acara berciuman…?

Ekspresi Angeal sulit dilukiskan. Dia menatap Zack dengan aneh, kemudian dia meletakkan bunga dan coklat di atas ranjang supaya tangannya bebas mengangkat kartu ke depan mukanya sendiri dan membacakannya keras-keras; “Untuk Genny Tercinta. Genny, selama ini kita berdua sudah cukup lama menjalin cinta. Pada hari Valentine yang indah ini, maukah kau pergi bersamaku menikmati keindahan kota Midgar di bawah langit biru dan kicauan burung ? Dari; kekasihmu; Angeal Hewley.”

Angeal diam sejenak. Zack tidak sempat bereaksi lebih lanjut. Angeal menyingkirkan kartu itu dari depan wajahnya, melambai-lambaikannya di depan muka Zack sambil meneruskan; “Angeal Hewley. ANGEAL HEWLEY. Rasanya itu namaku, tapi rasanya aku tidak pernah menulis seperti ini kepada Genesis !”

Muka Zack memerah. Sekarang Angeal akan mengira Zack tukang memanipulasi. “A-aa-angeal.” Dia tergagap; “Bi-biar kujelaskan----”

“Yeah, kau memang harus menjelaskannya, Puppy !” Putus Angeal tak sabar; “Kau harus menjelaskan padaku apa alasanmu melakukan sesuatu yang telah membuat Genesis meneleponku jam delapan pagi di hari Minggu (padahal biasanya aku bangun jam sebelas siang) dan berteriak-teriak di telingaku memaki-makiku tanpa sebab untuk sesuatu yang sebetulnya tidak pernah kulakukan ?!”

Perlu waktu bagi otak Zack untuk mencerna kalimat-kalimat Angeal.

“Genesis… memakimu….?” Zack bingung; “K-kukira d-dia akan senang…. Setidaknya aku b-berusaha membantumu !”

“Membantuku ?!” Tukas Angeal sambil bertolak pinggang. Ekspresinya sama sekali tidak marah, tetapi campuran antara rasa geli dengan penasaran; “Membantuku apa..? Kau ingin aku dijadikan sate panggang oleh Genesis ? Jujur saja, aku belum pernah melihat Genesis sampai sekalap itu dan teriakannya betul-betul nyaris membuat pita suaranya sendiri jadi putus----Dia langsung ke rumahku setelah meneleponku lebih dulu; dan dia masih berteriak-teriak. Demi Gaia ! Apa kau tidak tahu bahwa Genesis benci sekali dipanggil Genny ?!”

“A-aa-ku tidak t-tahu, Sir. Ma-maaf.” Zack masih tergagap, bingung, malu, segala macam jadi satu; “A-aku tidak tahu kau memanggil Genesis dengan nama apa…..” Dia membayangkan berbagai macam panggilan sayang.

Alis Angeal terangkat. Dengan keheranan sang mentor menjawab; “Aku memanggil Genesis dengan ‘Genesis’. Sama seperti orang lain memanggil dia. Memangnya apa yang kau harapkan ?”

“A---;” Muka Zack semakin merah; “K-kukira.. k-kau… memanggilnya.. S-Sayang……”

Angeal diam sejenak. Selama sedetik agaknya dia mengira dia salah dengar. Kemudian selama detik berikutnya sepertinya dia hendak marah; sepertinya dia nyaris marah. Dia menatap Zack baik-baik, lalu menatap kartu di tangannya sendiri, lalu kembali menatap Zack, dan kemudian mendadak dia malah tertawa terbahak-bahak !

“Demi Gaia !!” Serunya di sela tawanya; “Zack Fair !! Benarkah apa yang kupikirkan..?!? Kau mengira aku dan Genesis…---???” Dia bahkan tidak sanggup menyebutkannya.

Zack menatap mentornya itu. Angeal masih tergelak-gelak tak tertahankan. Zack memberanikan diri bertanya; “B-bukankah kalian memang.. berpacaran ?”

“ASTAGA ! Dalam nama Gaia, siapa yang mengatakan itu padamu ??” Tanya Angeal, menggelengkan kepalanya kuat-kuat seolah berusaha menghentikan tawanya. Tapi gagal. Dia masih saja tertawa. Dia mengusap air matanya dan setelah akhirnya tawanya mereda dia meneruskan; “Ayo cepat bilang, siapa yang mengatakan itu padamu..?!? Akan kuhukum orang itu karena menyebar gosip yang aneh-aneh !”

“A-aku…….” Zack menelan ludah; “Aku melihat kalian.” Dia terpaksa mengaku; “K-kau dan Genesis.. di kantormu kemarin…. K-kau mencium bahunya dengan bernafsu…..”

“Dengan ber--APA ?!?” Ulang Angeal; “Beraninya kau berpikir begitu !” Dia tertawa lagi selama sesaat sebelum meneruskan; “Gaia yang agung, berkatilah anak lugu ini ! Zack Fair, pertama-tama aku harus memberitahumu kejadian yang sebenarnya. Kau melihatku menghisap racun di bahu Genesis !”

“A—apa ?” Zack tersentak.

“Genesis memang bodoh. Kemarin setelah dari kantin dia masuk ke ruangan labolatorium Prof. Hollander yang sedang kosong dan dia menemukan ada toples berisi kumbang kecil disana.” Angeal menerangkan; “Tanpa sengaja karena penasaran dia malah memecahkan toples itu dan kumbang itu masuk ke dalam pakaiannya lewat celah leher. Dia berhasil menangkap keluar kumbang itu; tentu saja; dan membunuh kumbang itu, lalu dia meninggalkan labolatorium. Tapi dia mengaku padaku bahwa kumbang itu telah menggigitnya di sekitar bagian depan bahu kirinya. Kami berdua tahu bahwa kumbang itu kumbang beracun. Apa pun yang dipelihara Hollander pasti beracun. Maka aku memaksa untuk menghisap racun itu keluar; sama seperti pertolongan pertama untuk orang yang terkena bisa ular. Aku menghisap darah kotornya lewat luka gigitan itu dan membuang darah itu dari mulutku sebelum tertelan sendiri olehku. Dia sudah cukup lemah saat itu maka aku bisa memaksanya. Aku memang melihat bekas gigitan kumbang di bahu kirinya bagian depan. Kau tentunya tidak bisa melihat bekas gigitan itu, Zack Fair, sebab kau mengintip dari pintu; kan, dan pandanganmu terhalang oleh posisi tubuhku ?!”

Zack terhenyak. Tidak tahu harus bagaimana. Otaknya perlahan-lahan mengejek kekonyolannya sendiri. Muka Zack sudah bukannya merah lagi. Ungu malah. Saking malunya.

Angeal tertawa lagi; “Kau mengira aku dan Genesis----Ya ampun !! Aku bahkan tidak sanggup mengatakannya ! Kau benar-benar mengira begitu..?!?”

Zack mengangguk pelan. Dalam hatinya dia berharap agar bumi di bawahnya membuka dan menelannya.

“Yah, yang pasti kau sukses membuat Genesis berteriak-teriak padaku. Aku belum pernah melihat mukanya semerah tadi, nyaris semerah mukamu sekarang. Ha ha ha. Well, tapi……,” Angeal berhenti tertawa dan sikapnya berubah serius; “Harus kukatakan padamu bahwa Genesis tidak senang dengan semua ini. Dia langsung meneleponku begitu dia membuka pintu dan menemukan bingkisan cintamu padanya ! Aku bahkan belum sempat bicara dia sudah memaki-makiku, kemudian dia langsung ke rumahku membawa semua benda pemberianmu dan berteriak-teriak lagi di depanku dengan kalap seperti gila. Lain kali pilihlah orang lain untuk sasaran lelucon begini, Zack, sebab---sekali lagi----kurasa Genesis sama sekali tidak menikmati leluconmu. Selera humornya lebih tinggi darimu.”

Zack menelan ludah. Jadi Genesis marah besar sekarang ?

“B-bagaimana k-kalian tahu bahwa ini perbuatanku ?” Tanya Zack pula; memaksakan diri bertanya.

“Aku mengenali tulisan cakar ayammu.” Jawab Angeal kalem; “Begitu Genesis memperlihatkan kartu itu aku sudah tahu siapa pelakunya.”

“K-kau t-tidak memberitahu G-Genesis k-kan ?” Zack memohon.

Angeal menghela nafas; “Sayangnya, aku sudah terlanjur memberitahunya. Maafkan aku, Zack. Kau bayangkan saja sendiri, dia nyaris mendobrak pintu apartemenku; bahkan aku belum turun dari ranjang dia sudah berteriak di luar. Setelah kubukakan pintu pun dia langsung berteriak lagi. Dia benar-benar mengira akulah yang mengiriminya bingkisan Valentine yang indah. (Syukurlah kau lupa memberinya boneka teddy bear sekalian). Aku dimakinya dengan segala macam perkataan dan masih bagus aku masih bisa menghindari sabetan pedangnya. Dia bahkan juga menuduhku mengambil kesempatan saat menghisap racunnya kemarin. Dia bilang aku menggunakan lidahku kemarin……”

“Apa kau menggunakan lidahmu ?” Zack tidak tahan untuk tidak bertanya.

“Demi Gaia ! Jelas tidak ! Gaia yang agung tahu bahwa Genesis adalah sahabatku.” Balas Angeal; “Dan begitu dia memperlihatkan kartu darimu, aku kelepasan langsung memberitahunya bahwa itu bukan tulisanku; tapi tulisanmu, Zack.”

Muka Zack sekarang memucat. Dia menyeringai lemah.

“Aku berhasil mencegah Genesis datang kesini sekarang.” Lanjut Angeal; “Sebetulnya dia sudah sangat ingin datang kesini untuk menggorok lehermu begitu dia tahu kau yang menulis. Tapi walaupun aku berhasil mencegahnya hari ini, aku tidak akan bisa menolongmu lagi besok, sobat kecil.” Angeal menyeringai; “Kau harus hadapi dia sendiri. Kau tahu kan bagaimana dia…?!”

Zack mengangguk dengan putus asa.

“Jujur saja, Zack.” Tambah Angeal pula; “Apa aku dan Genesis punya tampang mirip gay ?”

Zack menggeleng pasrah.

“Bagus !” Sahut Angeal sambil berjalan ke pintu; “Dan bersyukurlah juga Gaia masih melindungimu dengan telah membuatmu lupa mengatakan bahwa dia cantik dan manis di kartumu.”

Zack nyaris menutupi mukanya sendiri dengan kedua tangan.

“Oh ya, sebagai tambahan.” Lanjut Angeal sebelum keluar; “Aku harus memberitahumu. Genesis juga sempat mengira kau homo dan kau menyukainya.”

“HAH ?!?” Zack tersentak.

“Ya, secara singkat kami sempat membicarakan tentang alasan kenapa kau melakukan ini. Akulah yang memberitahunya bahwa aku menduga bahwa kau menyukainya dan sengaja berusaha menghalangi si penghalang.” Angeal berdehem; “Maksudnya; aku, tentu saja. Aku tidak menyukai Genesis lebih daripada seorang sahabat atau seorang kakak. Tapi tadinya sempat kukira kau menganggapku penghalang untuk bisa lebih dekat lagi dengan Genesis.”

“K-kau salah !” Seru Zack. Otaknya berputar dengan cepat dan tanpa pikir panjang lagi dia menyambar coklat yang masih utuh beserta bunganya sambil langsung melompat bangun menghampiri Angeal.

“K-kalau a-ada y-yang kusuka….” Zack mengulurkan bunga dan coklat itu; “I-itu adalah k-kau, A-angeal….!”

Angeal terdiam.

Zack merasa lututnya lemas. Tapi syukurlah sebelum dia jatuh merosot saking lemasnya, Angeal sudah menerima bunga dan coklat itu dengan satu tangan; tertawa; dan mengucek rambut Zack dengan tangannya yang bebas.

“Oke.” Kata sang mentor; “Kuterima ini, Zack Fair. Kebetulan aku suka coklat. Nah, karena kau sudah mengingatkanku bahwa ini adalah hari Valentine dan karena kau sudah memberiku lelucon segar di pagi hari, izinkan aku mengajakmu jalan-jalan hari ini.”

“Sungguh ??” Zack nyaris tidak mempercayai pendengarannya.

Angeal mengangguk.

“T-tapi.. b-bagaimana dengan Genesis ?” Tanya Zack pula.

“Oh. Kurasa kita harus berhati-hati supaya jangan sampai kebetulan berpapasan dengan Genesis di jalan, sebab dia akan langsung membunuhmu.” Sang mentor menyeringai; “Tapi aku tidak merasa dia akan berjalan-jalan hari ini. Dia sangat marah dan perlu menenangkan diri, dan setahuku membaca atau menulisi buku harian adalah kesukaannya untuk menenangkan diri.”

Zack tertawa. Perasaan senang menyelimutinya. Dia tahu bahwa dia seharusnya kuatir. Besok bisa jadi dia akan diubah menjadi sate panggang oleh Genesis. Tapi dia tidak perduli. Itu besok. Hari ini dia akan menikmati waktu bersama Angeal. Lagipula; sebetulnya Zack yakin; Angeal tidak akan membiarkan Genesis membunuhnya…… Angeal akan melindungi Zack, meskipun sang mentor itu tidak akan mau mengakui bahwa dia akan melindunginya.

Yang pasti, sekarang Zack dan Kunsel boleh melupakan niatan mereka untuk meminta tolong Angeal meringankan hukuman yang telah diberikan Genesis kemarin, sebab rasanya sekarang takkan ada yang bisa membuat Genesis bersedia mencabut kembali hukumannya atau meringankannya; tidak seorang pun; bahkan Sephiroth pun tidak…….

Poor Zack.


The End.

Pengikut

free hit counter