Seph x OC

My Sweet Nurse

Disclaimer : Kagak perlu yah.

OC : Heaven !!!!! (OC kesayanganku dari cerita buatanku sendiri). Tapi berbeda dengan tokoh “Heaven” yang asli from my original story, Heaven yang ini memiliki sifat berbeda dan merupakan seorang Yokai. Rambutnya juga kubuat berwarna coklat, berbeda dengan Heaven yang sebenarnya di cerita asliku.

Rate : T buat jaga2. Genre : Romance/Horror.

Charas : Sephiroth.

Summary : Kok bisa ya gue bikin fic gaje pake OC begini. Kayaknya gw ketularan seseorang…… *Sweatdrops*


***

Sephiroth menatap punggung gadis itu. Gadis itu masih membelakanginya, mengerjakan sesuatu; seperti menyiapkan cairan entah apa. Sephiroth masih bisa mencium wangi melati dari tubuh gadis itu dalam jarak segini, menatap rambut coklat panjang ikal yang tergelung berantakan seadanya. Kemudian pandangan sang General turun pada rok putih yang dikenakan gadis itu, rok-nya tidak terlalu panjang; di atas lutut; lalu tatapan Sephiroth jatuh pada sepasang betis putih jenjang.

“Kau bisa melakukan ini ?” Sephiroth bertanya dengan setengah meremehkan. Gadis di depannya ini usianya paling tidak hanya dua puluh tiga tahun; lebih muda enam tahun dari sang General sendiri; dan jelas lebih muda jauh dari Hojo yang biasa menangani Sephiroth.

Mendengar pertanyaan Sephiroth si gadis membalikkan tubuh; “General.” Jawabnya dingin; “Kalau Anda tidak percaya Anda boleh keluar sekarang.”

“Aku tidak bilang aku tidak percaya.” Sephiroth membalas tatapan bola mata biru-kelabu milik si gadis; “Miss---?”

“Heaven adalah namaku.” Jawab si gadis.

“Ok, Miss Heaven.” Sahut Sephiroth, membaringkan kembali tubuhnya di dipan yang terasa dingin. Sepasang mata General ini masih menatap wajah Heaven yang cantik namun ada kesan misterius. Gadis itu adalah gadis paling cantik yang pernah dilihat sang General; jauh lebih cantik daripada semua gadis di Silver Elite; fanclub sialannya. Kulit Heaven begitu putih, seperti salju; kontras dengan rambutnya yang berwarna coklat dan bibirnya yang berwarna peach dan basah alami.

Sephiroth tidak tahu apa yang membuatnya datang ke labolatorium gadis ini. Dia tidak pernah melihat labolatorium ini sebelumnya di Midgar. Lalu ketika dia sedang berjalan-jalan di Midgar kondisi tubuhnya kurang sehat, dan entah bagaimana dia sampai ke depan pintu labolatorium milik Heaven; yang sebelumnya sepertinya tidak pernah ada disitu.

Sang General tahu bahwa dia seharusnya pulang ke Hojo untuk memeriksakan diri. Tidak ada yang pernah menanganinya selain Hojo.

Apa gadis di depannya ini mengerti tentang reaksi Mako dalam darahnya ? Bagaimana kalau kondisinya semakin parah ?

“Kau pernah menangani seorang SOLDIER ?” Sephiroth bertanya lagi.

Heaven menghentikan gerakannya yang tengah menyiapkan jarum suntik. Dia menghampiri Sephiroth dan membalas tatapan mata sang General.

“Aku. Belum. Pernah. Menangani. SOLDIER.” Sahut gadis itu dengan nada sangat dingin serta kaku; “Tapi aku tahu mengenai SOLDIER, Mako, dan segala macamnya. Kalau Anda memang tidak percaya padaku, Sir, silakan keluar.”

“Kurasa aku memilih tetap disini.” Jawab Sephiroth.

Maka tanpa banyak bicara si gadis pun bekerja. Dia memegang pergelangan tangan kiri Sephiroth dengan tangan kirinya sendiri sambil memerintahkan; “Pejamkan matamu !”

Sephiroth memejamkan matanya. Dia tidak bisa melihat gadis itu dengan mata terpejam, tapi dia bisa merasakannya. Ada hawa sangat dingin datang dari tempat dimana gadis itu berdiri; di sebelah dipannya. Tangan dingin gadis itu mencengkeram pergelangan tangannya. Lalu tidak lama sesuatu menusuk di lengannya. Dia tahu itu jarum suntik. Gadis itu sedang menyuntiknya.

Entah cairan apa.

Entah obat apa.

Entah akan bereaksi bagaimana dengan Mako dalam tubuhnya.

Tetapi dia tidak bisa melawan. Hawa dingin yang aneh seperti membelit tubuhnya dan membuat tulangnya terasa lemas serta ototnya menjadi kaku. Tusukan jarum di lengan kirinya terasa pedih. Suatu cairan di dorong masuk oleh jarum suntik ke dalam darahnya. Entah kenapa dia bisa merasakan cairan itu bergerak masuk, kemudian merayapi pembuluh-pembuluh darahnya.

Kemudian muncul sensasi yang lain. Dia merasa rileks. Dia merasa nyaman. Dia tidak bisa membuka matanya atau bergerak atau pun bersuara, tetapi ada perasaan rileks dan nyaman. Dirasakannya tangan dingin gadis itu sekarang bergerak di dadanya; membelai dadanya. Dingin dan lembut.

Lalu dia merasa tangan itu menjauh. Tetapi tidak lama kemudian ada sesuatu yang dingin mengenai dadanya. Sephiroth mencium aroma melati yang sangat kuat dan merasakan gesekan rambut di dadanya. Heaven sedang membaringkan kepala di dada Sephiroth.

Apakah ini perlu ? Sang General bertanya dalam hati; Apakah dia sedang mengecek detak jantungku, atau---??

Anehnya Sephiroth tidak merasa keberatan, seperti ada sihir menguasainya. Dia masih tidak bisa bicara, membuka mata, ataupun bergerak. Lalu dirasakannya gerakan Heaven mengangkat kepala dan mendekatkan wajah ke wajahnya.

Sephiroth bisa merasakan nafas yang dingin. Sangat dingin. Terlalu dingin……

Dia merasa bibirnya membeku. Dia merasa hawa dingin masuk lewat lubang hidungnya; mengalir ke otaknya.

“General…..” Bisik suara Heaven; “Bagaimana kalau kau ikut denganku….?”

Sephiroth tidak bisa menjawab, tetapi dia berbicara dalam hati; “Kemana ?”

Entah bagaimana, sepertinya Heaven mendengar suara hati Sephiroth. Gadis itu menjawab lagi, tapi apakah memang benar gadis itu berbicara ataukah hanya dalam pikiran Sephiroth saja dan sebenarnya dia tidak mendengar apa-apa ?

“Ke tempatku, General.” Suara gadis itu terdengar menjawab dengan merdunya, entah nyata atau tidak; “Kau sangat kuat, menarik, tampan, dan aku menyukaimu. Aku menginginkanmu. Maukah kau ikut ke tempatku ?”

“Dan dimanakah tempatmu ?” Tanya sang General dalam batinnya.

“Jauh dari sini, Sir.”

“Apakah bersama ibuku ?”

Mendengar pertanyaan terakhir sang General, Heaven tertawa kecil. Tawa yang dingin tapi sangat merdu. Sepertinya tidak nyata.

“Anda sangat merindukan orang tua Anda, Sir.” Gadis itu menjawab setelah tawanya selesai; “Tidak, tidak bersama ibu Anda, Sir.”

Hening sejenak.

“Bagaimana kalau kau yang ikut aku ?” Akhirnya Sephiroth bertanya lagi; masih dalam batinnya.

“Aku tidak bisa.” Jawab suara Heaven.

Sekali lagi hening. Entah kenapa akhirnya Sephiroth merasa bahwa gadis yang berbicara kepadanya itu bukan manusia. Demi Gaia, gadis itu adalah siluman. Tapi sang General tidak merasa takut sedikit pun.

“Kau bukan manusia.” Ucap batin Sephiroth; “Tapi aku tidak keberatan. Meski begitu, aku tidak bisa ikut denganmu.”

“Darimana Anda tahu aku bukan manusia ?”

“Saat kau menjawab tidak bisa ikut ke tempatku. Karena kita berada dalam dua dunia dan sesuatu membatasimu.”

“Anda memang pintar.”

Sekali lagi hening.

“Aku tidak bisa ikut denganmu.” Lanjut Sephiroth dalam batinnya; “Masih banyak tugas yang harus kukerjakan. Masih banyak hal yang harus kulakukan di dunia ini.”

“Meskipun itu berarti kau akan menderita ?”

“Apa maksudmu ?”

“Kehidupan adalah penderitaan. Semakin banyak tugas yang dipikul seseorang itu berarti bahwa hatinya semakin tertekan.”

“Mungkin memang begitu, tapi aku memilih tetap menjalani hidupku dan melaksanakan semua tugasku.”

Keheningan kembali merajai. Agak lama, lebih lama dari sebelumnya. Kemudian hawa dingin yang tadi bergerak menuju otak Sephiroth mendadak terhenti dan sirna. Hawa dingin yang tadi mengaliri pembuluh darahnya juga mencair. Dia merasa sedikit hangat.

Dia merasa kembali berada di alam nyata.

“Buka matamu, General.” Perintah Heaven. Kali ini terdengar nyata, sangat nyata.

Sephiroth membuka matanya. Tidak ada apa pun yang terjadi. Heaven masih tampak normal seperti sebelumnya. Sephiroth masih berbaring di dipan. Jarum suntik masih berada di tangan Heaven, cairannya sudah habis; berarti obat sudah disuntikkan.

Entah bagaimana Sephiroth merasa jauh lebih sehat.

Dia bangun, menegakkan punggungnya dan duduk.

“Sudah selesai.” Ucap Heaven; “Kau boleh pergi sekarang.”

Sephiroth turun dari dipan. Ada satu pertanyaan di hatinya tapi dia tahu bahwa itu tidak boleh ditanyakan. Dia hendak bertanya akankah dia melihat gadis ini lagi. Namun entah kenapa sepertinya ucapan itu terlarang. Dia tidak boleh merindukan siluman. Jika tidak, maka dia akan diseret ikut ke dunia yang lain.

“Terima kasih.” Sahut Sephiroth, lalu keluar dari ruangan ini.

Setelah dia kembali ke jalanan di Midgar di malam hari yang bersalju dan melangkah menjauh, labolatorium yang tadi ditinggalkannya pun lenyap. Butir-butir salju turun dari langit; membentuk pusaran kecil di lokasi bekas labolatorium, dan seorang wanita berdiri disitu. Wanita itu tidak terlihat oleh mata manusia biasa. Dia hanya terlihat oleh orang yang dia inginkan.

Yuki-Onna.

***


The End


Authoress : Kalo ada yang ngga tau apa itu Yuki-Onna, tolong di-gogle aja yah. "Heaven" adalah milik saia, tapi "Yuki-Onna" bukan. Yuki-Onna, untuk singkatnya; adalah wanita salju alias setan alias siluman dalam kepercayaan Shinto-Jepang. Yuki-Onna suka mengajak pria yang disukainya ke gunung dengan membekukannya. ^_^


*Sephiroth : "Bagus deh. Untuk pertama kalinya saya dijodohin sama orang lain di fanfic ini selain sama si %#&* (insert swearing here) Genesis."

*(Sweatdrops)

*Authoress : "Kamu kujodohin ama setan, tau ?!"

*Sephiroth : "Lebih mending daripada sama Genesis, dammit !"

*(Sweatdrops lagi).....


Pengikut

free hit counter