Sleeping Beauty

SHINRA ACADEMY : SLEEPING BEAUTY

Rating : M, yaoi.

Charas : Hollander, Genesis, Sephiroth, Angeal

Setting : Somewhere in the past; ShinRa.

Genre : Romance

Warning : YAOI (without lemon)

Summary : Sephiroth talked about sex and love…..

.

.

“K-kau yakin ?” Hollander menatap SOLDIER berambut merah di depannya.

Anak malang; Pikir Hollander dalam hati dengan rasa sedikit iba; Sampai segitunya dia menginginkan Sephiroth !

“Apa aku harus bilang sampai seratus kali ?!” Bentak sang SOLDIER berambut merah; Genesis.

“Uh…..” Hollander ragu sejenak; “K-kalau sampai G-general Sephiroth tahu a-aku terlibat, kepalaku akan m-melayang…..”

“Dia tidak akan tahu !” Genesis tampak tak sabar; “Sudah kukatakan itu padamu belasan kali ! Kau tidak percaya padaku ?!?”

“B-bukan begitu !”

“Bagaimana kalau begini saja ?!” Genesis menodongkan pedang Rapier-nya yang merah membara ke leher si tua Hollander; “Kau selalu takut pada Sephiroth, kan ?! Kau tidak pernah takut padaku ?! Aku berani jamin pedangku sama tajamnya dengan Masamune miliknya ! Kalau kau tidak mau mengerjakan apa yang kusuruh tadi, kepalamu akan melayang di tanganku !”

“G-Genesis !” Hollander buru-buru menyoja; berusaha memadamkan emosi sang 1th Class SOLDIER; “B-bukannya a-aku tidak mau menurutimu…. Hanya saja.. re-resikonya besar untuk dirimu sendiri. K-kalau S-Sephiroth tidak mau---”

“Tidak usah banyak omong !!” Putus Genesis marah; “Aku tidak tanya pendapatmu !! Pokoknya buatkan saja apa yang aku mau !!!”

“B-baik !” Gerutu Hollander; “Resikonya kau tanggung sendiri, Genesis !”

Genesis tampak nyaris menggerakkan pedangnya untuk menebas kepala Hollander, maka Hollander buru-buru tutup mulut dan mengerjakan perintah anak itu. Tidak mudah, apalagi Genesis menunggu dengan sangat tidak sabar. SOLDIER satu itu berjalan hilir-mudik di labolatorium dengan ekspresi sangat tak sabar. Sesekali dia bertanya; “Sudah selesai ?” Dan itu membuat Hollander agak grogi, tetapi si tua berusaha mengerjakan sebaik mungkin.

Akhirnya selesai juga.

Hollander menuangkan cairan yang dikerjakannya ke dalam sebuah botol kristal kecil. Cairan itu berwarna hijau menjijikkan seperti lumut.

Genesis mendekat, mengulurkan tangannya untuk meminta botol itu.

Tetapi Hollander masih ragu memberikannya, dan dengan baik hati Hollander memberi nasehat terakhir; “Genesis, dengar. Mari kita bikin jelas sekali lagi untuk terakhir kalinya. Obat ini; seperti permintaanmu; akan membuatmu tertidur, dan tak ada seorang pun yang bisa membangunkanmu, kecuali…..” Hollander diam sejenak, lalu dengan mashygul meneruskan; “Ciuman Sephiroth di bibirmu !”

“Berikan saja botol itu dan tutup mulutmu !” Bentak Genesis.

Hollander memberikan botol itu ke tangan Genesis dengan rasa mashygul yang makin parah. Dalam hati dia merutuk; Darimana sih anak sinting ini bisa dapat ide gila begitu ?! Apa dia baru saja membaca dongeng Sleeping Beauty di perpustakaan dan dipikirnya taktik ini akan berhasil ?!

“Jangan minum disini, Genesis !” Tambah Hollander cepat; “Aku tidak mau Sephiroth tahu bahwa akulah yang membuatkanmu obat itu. Kau sendiri yang minta aku buatkan obat sinting itu.”

“Sinting ?!” Genesis tertawa; “Demi Gaia ! Sephiroth adalah laki-laki paling tampan di seluruh ShinRa !”

Hollander mengumpat tak jelas.

“Aku tahu jalan pikiranmu !” Kata Genesis pula; “Menurutmu Sephiroth tidak akan mau menciumku, bukan ?!”

“Yeah.” Gerutu Hollander. Dalam hati si tua membatin; YEAH. Jelas tidak mau.

“Aku adalah sahabatnya.” Genesis berkata lagi; “Tidak mungkin dia tidak mau menolong sahabatnya sendiri !”

“Kita doakan saja begitu.” Gerutu Hollander dengan pelan. Dalam hatinya dia menambahkan lagi; Setahuku kau sudah beberapa kali mencoba membunuh Sephiroth dalam sesi latihan, aku heran dia masih menganggapmu sahabatnya.

“Profesor ?”

“Yeah ?”

“Menurutmu siapa yang paling cantik dalam SOLDIER ?”

“Huh ?” Hollander mendengus.

“Jawab pertanyaanku !” Pedang Rapier terarah lagi ke leher Hollander; “Siapa yang tercantik disini ?”

Yang pasti bukan elo; Pikir Hollander. Di hatinya terbayang Lucrecia; ibu Sephiroth. Tapi tentu saja dia tidak berani mengatakan itu, maka dia menjawab; “Uuuhh… Cissnei sangat cantik meskipun usianya masih sangat kecil……”

“Aku bilang di dalam SOLDIER !” Bentak Genesis tak puas.

“Genesis, yang benar saja ! SOLDIER kan semua laki-laki !” Keluh Hollander dengan capek.

“Oke ! Siapa yang paling tampan di dalam SOLDIER ?”

“Mana kutahu, Genesis ?! Aku sudah terlalu tua untuk mengamati muka kalian satu-persatu.”

“Jangan bercanda, Profesor !” Genesis mendesak.

Anak ini gila; Pikir Hollander; Dan narcisnya minta ampun. Tapi di luarnya si tua menjawab dengan pasrah; “Aku tidak terlalu ingat wajah-wajah SOLDIER lain tapi menurutku kau cukup menarik, Genesis.”

“Cukup ?! Hanya cukup ?!” Genesis tampak tak puas.

“Genesis, aku capek !” Hollander mulai kesal; “Masih banyak yang harus kukerjakan ! Sebaiknya kau bawa obatmu ke kamarmu dan cepat minum sebelum Sephiroth keburu jatuh ke pelukan SOLDIER lain ! Aku akan mendoakan kebahagiaanmu !”

***

Maka, siang hari keesokannya, di ShinRa terjadi berita yang menggemparkan.

SOLDIER 1th Class; Genesis Rhapsodos; jatuh tidak sadarkan diri. Yang kasihan adalah Angeal, soalnya dia kelabakan banget.

“Apa yang terjadi ?” Tanya Sephiroth ketika Angeal masuk ke dalam ruangannya sambil menggendong tubuh Genesis yang tidak sadarkan diri.

Angeal membaringkan Genesis di atas meja sang General. “A-aku tidak tahu !” Angeal tampak sangat panik; “A-awalnya dia bilang dia bilang dia mau ke toilet, dan aku menungguinya di luar. Kira-kira lima menit kemudian dia keluar, dan kami kembali berjalan menuju Perpustakaan. Awalnya dia kelihatan baik-baik saja, tapi mendadak d-dia jatuh dan tidak sadarkan diri. Aku sudah berusaha membangunkannya tapi sia-sia !”

Tentu saja Angeal tidak tahu bahwa diam-diam Genesis meminum obatnya ketika berada di dalam toilet lalu membuang botolnya ke tempat sampah.

“Apa ada orang lain di dalam toilet itu ?” Tanya Sephiroth.

“Sudah kuperiksa. Tidak ada siapa-siapa !”

Sephiroth menyentuh dahi Genesis. “Sama sekali tidak ada tanda-tanda demam.” Ucapnya kuatir; “Dan tidak terlihat pucat. Apa semalam dia masih baik-baik saja ?” (Angeal dan Genesis tinggal bersama di satu apartemen).

“Yeah, semalam dia masih normal.” Sahut Angeal.

“Tolong panggilkan Prof. Hollander.” Kata Sephiroth pula. Tentu saja dia tidak tahu bahwa Hollander yang membuatkan obat tidur, tetapi karena doktor yang biasa menangani Genesis adalah Hollander, secara otomatis Sephiroth meminta dipanggilkan Hollander.

Angeal segera berlari keluar memanggilkan Hollander.

Tak lama, si tua itu datang bersama Angeal. Muka Hollander tampak pucat.

“S-S-Sephiroth…..” Hollander menyapa.

“Tolong periksa Genesis.” Kata Sephiroth; “Dia jatuh tak sadarkan diri dengan mendadak.”

“B-baiklah.” Hollander maju, menghampiri meja dimana Genesis dibaringkan. Dia memeriksa denyut nadi di pergelangan tangan kiri Genesis lalu di lehernya. Kemudian si tua itu pura-pura mengeluarkan beberapa alat dari sakunya dan berpura-pura memeriksa dengan teliti. Setelah puas, dia menghela nafas.

“Cepat katakan, Profesor !” Seru Angeal.

Hollander berusaha tidak menatap Sephiroth dan menjawab Angeal; “Sepertinya Genesis menelan obat tidur---”

“Obat tidur ?!” Ulang Angeal.

“B-bukan obat tidur biasa, Angeal.” Lanjut Hollander; “Semacam obat tidur khusus. I-ini akan membuatnya tidur selamanya….”

“Apa ?!?”

“A-ada obatnya, kok ! A-aku kan belum selesai bicara ! D-dia bisa di-disadarkan dengan…..” Hollander nyaris tidak sanggup meneruskan.

Sephiroth dan Angeal menunggu.

“Dengan……” Hollander memalingkan muka.

“Dengan apa ?” Bentak Angeal tak sabar; “Katakan saja, Profesor !”

“K-kurasa dengan… ciuman…….” Cicit Hollander pelan.

Sesaat hening.

“Dengan apa ?” Sephiroth menegas; mengira dirinya salah dengar.

Hollander mengulang dengan segan; “C-ciuman dari o-orang yang dicintainya.”

Sekali lagi hening. Detik berikutnya Buster Sword sudah menempel di leher Hollander.

“Jangan bercanda, Profesor !” Gerutu Angeal.

“A-aa-aku tidak bercanda, Angeal !” Seru Hollander gemetar; “M-memang begitulah k-kenyataannya ! S-seperti dalam dongeng Snow White, Sleeping Beauty, semacam itu….!”

Sephiroth dan Angeal saling pandang. Sephiroth tampak bingung, sebab dia tidak pernah membaca dongeng seumur hidupnya (betapa malangnya…..).

“Kenapa harus dongeng keparat itu ?!” Gerutu Angeal pula; “Kita tidak hidup di negeri dongeng, Profesor !”

“M-mana kutahu, Angeal ?! Tanyakan saja p-pada Genesis !” Sahut Hollander.

Angeal memutar bola mata dengan tak sabar dan menarik kembali Buster Sword-nya; “Oke, kita andaikan saja ini benar ! Lalu bagaimana caranya membangunkan Genesis---”

“Kan aku sudah bilang; dicium oleh orang yang dia cintai !” Hollander mengumpat.

“Disitulah masalahnya ! Genesis tidak punya pacar !” Balas Angeal kesal.

“T-tidak punya pacar b-bukan berarti d-dia tidak diam-diam me-mencintai seseorang, A-angeal.” Ucap Hollander sambil melirik Sephiroth dengan sembunyi-sembunyi.

“Apa maksudmu ?” Tanya Angeal.

“G-Genesis sudah dewasa.” Sahut Hollander; “Pastilah diam-diam ada orang yang di-disukainya. Kau sebagai sahabatnya, apa dia tidak pernah menceritakan padamu isi hatinya, A-Angeal ?”

Angeal menggaruk kepala.

“Yeah, mungkin dia pernah menyukai seseorang, Angeal ?” Sephiroth akhirnya membuka mulut.

“A-aku tidak tahu….” Jawab Angeal dengan ragu; “Well, dia tidak pernah membicarakan perempuan---Maksudku; pernah, tapi tidak sering. Genesis agak terlalu tertutup dengan perempuan…..”

“M-mungkin….” Cicit Hollander pula; “B-bukan p-perempuan---?” Dan detik berikutnya Buster Sword sudah kembali menempel di leher Hollander, kali ini ditambah dengan Masamune.

“Apa maksudmu, Profesor ?!” Gerutu Angeal; “Tidak lucu !”

“A-a-aaa-ku kan h-hanya m-menduga-duga…..” Hollander gemetar; “S-singkirkan p-pedang k-kalian….”

Sephiroth dan Angeal menarik kembali pedang mereka.

“Demi Gaia !” Angeal tampak mashygul; “Apa yang harus kita lakukan sekarang..?! Adakah cara lain untuk menyelamatkan Genesis, Profesor ?”

Hollander menggeleng.

“Katakan padaku siapa yang pernah disukai Genesis.” Ucap Sephiroth pada Angeal dengan baik hati; “Aku akan membawa perempuan itu kesini, sekali pun misalnya perempuan itu sudah menikah.”

Hollander mendengus. “Jangan mengganggu ketentraman rumah tangga orang lain, Sephiroth !” Umpat si tua dengan pelan.

Angeal duduk dan berusaha mengingat-ingat dengan mashygul. “Kurasa dia pernah menyukai seorang wanita di desa kami dulu…..”

“Katakan alamat dan nama wanita itu !” Putus Sephiroth cepat.

“Masalahnya, wanita itu sudah mati, Sephy !” Balas Angeal setengah putus asa; “Kau tidak ingin Genesis berciuman dengan mayat kan ?!”

Sephiroth memutar bola mata dengan jengkel; “Jelas tidak !” Gumamnya.

“Kemudian….” Angeal masih berusaha mengingat-ingat; “Waktu kecil Genesis pernah memelihara anjing dan dia sangat dekat dengan anjingnya. Dia kehilangan harapan saat anjingnya meninggal….. Anjing itu betina, tapi sudah mati juga……”

Sephiroth mendengus; “Yang bener, dong, Angeal !” Dia tidak tahan untuk tidak membentak; “Aku capek nih !”

Hollander melirik si pemilik pedang Masamune dengan sembunyi-sembunyi, lalu menatap Angeal dan dalam hati si tua membatin; Nggak usah susah-susah, Angeal, orang yang dicintai Genesis ada di depanmu kok !

“Aku tidak tahu lagi siapa yang disukai Genesis !” Angeal tampak benar-benar putus asa sekarang.

Melihat itu Hollander memberi usul dengan baik hati; “Memangnya tak ada ya orang yang selalu dibicarakan Genesis siang dan malam ?”

Angeal tampak berpikir sejenak. “Ada sih…..” Jawabnya ragu.

“Siapa ?” Tanya Sephiroth cepat.

Angeal tidak menjawab.

“Angeal ?” Desak Sephiroth.

“Ugh…..” Angeal tampak semakin ragu. Dia memalingkan mukanya dari Sephiroth, tetapi sambil menjawab; “Itu kau sendiri.”

“APA ?!”

“Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, Seph !” Angeal angkat bahu.

“Gila !” Umpat Sephiroth, merasa kepalanya pusing mendadak. Dia buru-buru duduk di kursinya di belakang meja. “Dia membicarakan aku hanya sebagai sahabat, bukan, Angeal ?!” Lanjutnya sambil memijit dahinya sendiri; “Pasti ada wanita yang dia cintai dalam hidupnya !”

Sebelum Angeal menjawab, Hollander berkata; “Kalau memang ada orang yang dibicarakan oleh Genesis setiap hari dari pagi hingga malam ya sudah pasti orang itulah yang dicintainya !”

“Jaga lidahmu, Profesor !” Hardik Sephiroth.

“Maaf, General.” Gerutu si tua; “Bagaimana kalau begini saja; kita panggil seluruh wanita muda di ShinRa Building ini, di Midgar, dan di Banora Village; lalu kita suruh satu-persatu mencium Genesis ?!”

Hollander langsung mendapatkan tatapan kemarahan dari Sephiroth dan Angeal sekaligus.

“Maaf.” Hollander nyengir; “Soalnya kita kan tidak tahu siapa yang disukai Genesis.”

“Mungkin dia tidak pernah mengatakannya padaku karena dia malu.” Angeal menghela nafas; “Bagaimana kalau kita tanya beberapa orang yang agak akrab dengannya di SOLDIER ?”

“Yang paling akrab dengannya kan dirimu.” Ucap Sephiroth.

“Yeah, tapi bisa saja dia grogi untuk bercerita tentang perempuan kepada sahabat terakrabnya dan memilih menceritakan hal itu pada orang lain.” Kata Angeal letih.

“Ya sudah. Terserah kau saja.” Sahut Sephiroth.

“Aku akan menanyakan pada beberapa orang. Kau tunggu disini, Seph.” Angeal bergegas keluar, meninggalkan Sephiroth dengan Hollander dan dengan Genesis yang sedang tertidur lelap.

Mau tak mau Sephiroth menatap Genesis yang terbaring di atas mejanya. Angeal sialan ! Kenapa Angeal membaringkan Genesis disini ?! Sephiroth jadi tidak bisa bekerja. Semua kertasnya tertindih tubuh Genesis. Yeah, Laptop-nya di meja samping memang masih ada, tapi bagaimana pun seseorang takkan bisa bekerja dengan tenang sementara ada tubuh tertidur di atas mejanya.

Apa burung merak merah ini benar-benar tidur ? Pikir Sephiroth. Diawasinya sepasang mata Genesis yang terpejam. Agaknya memang tertidur lelap; sangat lelap. Tampak damai.

Kalau sedang begini sebetulnya dia manis juga; Pikir Sephiroth pula; Sialan ! Kemudian disadarinya Hollander yang masih berada di ruangan ini mengawasinya dengan sembunyi-sembunyi.

“Ya, Profesor ?” Sephiroth menegur.

“T-tidak….” Hollander buru-buru menunduk.

Hening sejenak.

“G-General ?” Hollander akhirnya berkata lagi.

“Yeah ?”

“Anda ingin a-aku tinggalkan sendiri ?”

Sephiroth diam sejenak mendengar pertanyaan itu. Kemudian, di luar dugaan Hollander; Sephiroth menjawab; “Tidak.”

“T-tapi.. a-aku ingin kembali ke labolatorium-ku !” Rengek Hollander.

“Well, baiklah kalau begitu.” Sahut sang General.

Hollander buru-buru meninggalkan tempat itu dan menutup pintu ruangan di belakangnya; berharap Sephiroth segera membangunkan Genesis dan ini semua berakhir. Si tua kembali ke labolatorium-nya.

Setelah Hollander pergi, mau tak mau tatapan mata Sephiroth kembali jatuh pada sosok yang tertidur pasrah di atas mejanya.

Aneh. Kenapa seseorang bisa tampak begitu manis bila sedang tidur dengan damai begini ? Apakah karena di saat sadar orang itu memiliki kepribadian yang begitu buruknya..?

Pandangan mata Sephiroth jatuh pada bibir Genesis.

Bibir yang sangat menggoda. Sangat menantang. Sangat mengundang. Tidak heran Genesis memiliki begitu banyak penggemar; bahkan ada gosip bahwa setiap kali Genesis pergi ke bar banyak pria yang mencoba menggaetnya.

Bibir itu—mulut itu; yang selalu mengatakan hal-hal yang bertentangan dengan perkataan Sephiroth di dalam setiap adu debat mereka; sekedar hanya untuk memancing kemarahan Sephiroth. Entah kenapa. Sudah bukan sekali-dua kali Sephiroth dan Genesis bertengkar; bahkan nyaris selalu diakhiri dengan pertarungan yang hampir saling-bunuh jika Angeal tidak berusaha menghentikan.

Bicara tentang Angeal, pintu mendadak terbuka dan Angeal masuk. Ekspresi mukanya aneh, campuran antara geram dan putus asa.

“Angeal ?” Sephiroth menegur sahabatnya; “Kau sudah tahu siapa yang disukai Genesis..?”

“Tidak !” Jawab Angeal, tampak lebih condong pada ‘geram’ sekarang daripada ‘putus asa’.

“Katakan padaku.” Bujuk Sephiroth; “Apa yang terjadi ?”

“Oh, Seph !” Angeal menghampirinya dan duduk di depan meja; di seberang Sephiroth; sementara tubuh Genesis berbaring di atas meja di antara mereka berdua. “Kau tahu apa kata orang ?”

“Apa ?” Sephiroth menjaga nada suaranya tetap tenang. Dia tidak ingin panik. Kalau dia panik maka Angeal akan semakin panik. Sephiroth, Angeal, dan Genesis seumur. Sephiroth lebih tua satu (atau beberapa) bulan dari Genesis dan Genesis lebih tua satu (atau beberapa) bulan dari Angeal. Tapi dalam semuanya Genesis-lah yang paling banyak menimbulkan masalah bagi kedua temannya. Seperti sekarang ini.

“Mereka bilang…..” Angeal tampak ragu mengucapkannya; “Mereka pernah melihat dia bersama laki-laki.”

Sephiroth terdiam.

“Aku tidak bisa mempercayai gosip ini !” Angeal menggeleng; “Tapi semua orang yang kutanya mengatakan gosip yang sama. Aku tidak bisa percaya ! Genesis sangat normal di depanku !”

“Apa maksud mereka dengan kalimat dia bersama laki-laki ?” Tanya Sephiroth.

“Pada tahun pertama kami di ShinRa, suatu malam Genesis pernah pergi ke bar tanpa diriku karena aku tertidur saking kelelahan. Orang-orang mengatakan bahwa malam itu Genesis mabuk dan seorang pria setengah baya menggandengnya. Kemudian saat kami berada di 2nd Class SOLDIER kata orang Genesis pernah ke bar dan dalam keadaan tidak mabuk dia memaksa seorang remaja putra biasa untuk memuaskannya ! Lalu---”

Sephiroth tidak merasa ingin mendengar lanjutannya, tetapi Angeal sudah meneruskan; “Saat kami berada di 1th Class SOLDIER ada gosip bahwa Genesis berpacaran dengan seorang SOLDIER muda dari 3th Class.”

“SOLDIER muda dari 3th Class ?” Ulang Sephiroth; “Berarti orang itu masih ada disini sekarang ? Kau sudah bicara dengannya ?”

“Yeah. Dia masih di 3th Class. Masih kanak-kanak.” Gerutu Angeal; “Dia mengaku bahwa dia memang berpacaran dengan Genesis, tapi menurutnya Genesis-lah yang lebih dominan dan yang selalu menentukan kapan mereka berdua akan bertemu. Jika Genesis sedang tidak menginginkan pertemuan maka anak 3th Class itu tidak berani memintanya.” Angeal diam sejenak, lalu dengan frustasi meneruskan; “Dia bilang.. Genesis menyuruhnya---”

“Cukup ! Aku tak mau dengar !” Putus Sephiroth.

“Sephy, anak itu memiliki warna rambut yang nyaris sama sepertimu.” Kata Angeal pula.

“Oh ya ?! Dan apa artinya itu ?” Balas Sephiroth dengan nada tersinggung.

Angeal menghela nafas.

Hening sejenak.

“Kalau memang begitu bawa saja anak itu kesini.” Ucap Sephiroth; “Suruh anak itu membangunkan Genesis.”

“Seph--”

“Kita tahu tidak ada cara lain, kan ?! Kalau memang Genesis menyukai anak itu kenapa tidak kau bawa anak itu kesini ?!”

“Karena a-aku rasa.. G-Genesis akan lebih suka jika yang menciumnya adalah--”

Sephiroth jelas tidak ingin mendengar itu. Dia tidak mau mendengarnya. “Angeal..!” Putusnya dengan cepat; “Bawa anak itu kesini ! Sekarang !”

Angeal menatap Sephiroth. “Dengar, Seph !” Ucapnya; “Aku tidak mau berbohong lebih lama lagi. Sejak awal aku sudah curiga, tetapi aku menyimpan perasaan curiga ini. Kemudian setelah tadi aku mendengar dari orang-orang bahwa Genesis memang tertarik pada sesama jenis (dan juga lain jenis), aku sadar bahwa kecurigaanku benar--”

“Angeal Hewley !” Putus Sephiroth lagi, nada suaranya semakin cepat. Dia nyaris tidak memberi kesempatan pada dirinya sendiri untuk bernafas; “ Aku suruh kau panggil anak itu kesini !!”

Hening sejenak.

“Maaf.” Kata Angeal.

“Tidak. Akulah yang minta maaf.” Sahut Sephiroth. Dia merasa seperti telah membentak Angeal, padahal dia tidak pernah ingin membentak Angeal.

Angeal bangun; “Biar kupanggil anak itu.” Lalu dia keluar.

Sephiroth menghela nafas. Karena tidak ingin memandang Genesis, Sephiroth bangun dan berjalan ke dekat pintu; menunggu.

Tidak lama kemudian Angeal kembali bersama seorang anak berusia sekitar enam belasan; SOLDIER 3th Class (*Authoress : karakter OC). Anak itu tampak gugup dan gemetar; apalagi setelah melihat Sephiroth juga berada di ruangan ini.

“G-general….” Cicitnya. Seperti kata Angeal; anak itu memiliki rambut berwarna perak yang hampir sama dengan warna rambut Sephiroth.

“Abaikan aku dan lakukan apa yang harus kau lakukan.” Sephiroth memutar tubuh; membelakangi ruangan; menatap tembok.

Sephiroth tidak melihatnya, tapi dia tahu anak itu sedang berjalan menghampiri Genesis dengan gemetar. Angeal memberinya instruksi; “Kau hanya harus mencium Red general, dan ingat—hanya sekali—dan jangan coba-coba mengambil kesempatan !”

Sephiroth tidak perlu menengok untuk menyadari bahwa anak itu sedang membungkuk di atas wajah Genesis dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Genesis…..

Terasa seperti berjam-jam, bertahun-tahun. Terasa lama sekali. Sephiroth tidak tahan dan membalikkan tubuhnya----dalam waktu yang tidak tepat. Dia melihat dengan mata kepala sendiri sang SOLDIER 3th Class mencium Genesis…..

Selama beberapa detik yang terasa menyiksa dan seperti berjam-jam lamanya; Sephiroth merasa dadanya sesak. Seperti ada sesuatu yang menekan ulu hatinya dengan keras. Sangat menyakitkan.

“Cukup !” Syukurlah Angeal yang agaknya menyadari itu buru-buru menarik SOLDIER 3th Class itu mundur; “Tidak berhasil !”

“M-maaf…..” Wajah SOLDIER 3th Class itu memerah.

“Pergilah !” Kata Angeal.

Anak itu menurut dan pergi dengan terbirit-birit.

Angeal menatap Sephiroth. Sang white (silver) general memalingkan wajah. “Sekarang terserah padamu.” Ucap Angeal; “Tapi ini menyangkut Genesis. Aku bisa mengerti kalau kau tidak memiliki perasaan apa pun padanya. Meski begitu, bisakah kau melakukan ini demi membangunkannya..?”

“Kenapa tidak kau saja ?” Sephiroth balas bertanya.

“Seph, dia menyukaimu !”

“Kau sahabatnya.” Sephiroth angkat bahu; “Dan aku belum pernah berciuman seumur hidupku ! Aku tidak tahu bagaimana caranya.”

Angeal memutar bola mata.

“Kau selalu bersamanya.” Lanjut Sephiroth; “Kau kira aku buta, Angeal ? Kau kira aku tuli ? Aku tahu pernah terjadi sesuatu di antara kau dan Genesis. Kenapa bukan kau saja yang menciumnya sekarang ?”

Angeal tampak terkejut. “Terjadi sesuatu ?!” Dia mengulang.

“Demi Gaia.” Sephiroth menatap sahabatnya itu; “Aku tidak buta. Jangan pura-pura lagi. Kau dan Genesis pernah berhubungan sex. Mungkin itu sudah bertahun-tahun lalu; waktu kalian masih beranjak remaja; di Banora Village. Tapi aku tahu itu pernah terjadi. Keakraban kalian terlalu intim, dan cara kalian menatap satu sama lain.”

Angeal mengerjap. “Untuk seseorang yang belum pernah berpacaran seumur hidupnya kau termasuk cukup jeli, Sephiroth.” Gumamnya.

“Pengakuanmu membuatku semakin tidak bisa menciumnya.” Sephiroth berkata lagi.

“Kenapa ?” Tanya Angeal.

“Karena dia adalah milikmu.” Sahut Sephiroth pahit; “Dan aku tidak suka merebut kekasih sahabatku.”

Angeal tertawa kecil; “Benar-benar seorang Sephiroth, eh ?!” Dia menjawab; “Nah, masalahnya adalah kau tidak tahu hubungan seperti apa yang kumiliki dengan Genesis. Aku tidak akan kehilangan dia.”

“Maksudmu ?”

“Well… Sulit untuk kukatakan.” Angeal angkat bahu; “Tapi singkatnya kalau kau.. uh… menciumnya atau menginginkannya aku tidak akan merasa kau merebutnya dariku; jika itu maksudmu.”

“Aku tidak mengerti.”

“Jelasnya….” Angeal tampak berpikir sejenak; “Aku tidak menganggapmu sebagai musuh. Bukan berarti aku merendahkanmu. Yah, sulit kukatakan. Anggap saja bahasa lainnya adalah aku menerima kehadiranmu di dalam hubunganku dengan Genesis.”

Sephiroth diam sejenak, lalu berkata lagi; “Aku semakin tidak mengerti, dan rasanya aku jadi salah menangkap maksudmu, Angeal !”

Mau tak mau Angeal tertawa; “Jangan berpikiran yang aneh-aneh tentangku, Sephy..!”

“Kau memberiku ide untuk berpikiran begitu !” Gerutu Sephiroth; “Nah, sebaiknya kita jangan memperpanjang waktu. Ciumlah dia.”

“Sudah kukatakan,” Sahut Angeal sabar; “Kau yang harus melakukannya.”

“Tidak sebelum kau mencobanya sendiri !”

Angeal diam sejenak, lalu menjawab; “Kalau aku melakukannya, kau juga akan melakukannya setelah aku ?”

“Aku tidak yakin.”

“Seph, jangan pikirkan tentang harga dirimu dulu. Ini menyangkut Genesis. Dia bisa benar-benar mati kalau dibiarkan terlalu lama. Setidaknya, walaupun kau tak punya perasaan padanya; anggaplah yang kau lakukan adalah perbuatan untuk menyelamatkan nyawa seorang sahabat.”

Sephiroth ragu sejenak. Tapi akhirnya mengangguk; “Baiklah. Kalau memang ini bisa menolongnya.”

Hening sejenak. Tidak ada yang beranjak melakukannya di antara Sephiroth maupun Angeal.

“Sebenarnya aku lebih suka langsung kau saja yang melakukannya.” Ucap Angeal; “Sebab jika aku melakukannya lebih dulu sebelum kau; dan itu pasti sia-sia; sama saja kita menganggap dia semacam piala bergilir dan itu merendahkan martabatnya.”

“Masalahnya aku tidak bisa melakukannya sebelum dirimu.” Sahut Sephiroth; “A-aku belum pernah mencium seseorang……”

“Ayolah…..”

“Dan kenyataan bahwa dia lebih akrab denganmu. Kau sudah dua puluh lima tahun mengenalnya.”

Angeal memutar bola mata. Karena ini demi Genesis; sahabatnya; dia tidak mau membuang waktu lagi; “Baiklah. Aku akan duluan. Kau mau berpaling, Sephy ?”

Sephiroth memutar tubuhnya tanpa menjawab. Dia tidak melihat, tapi dia tahu apa yang sedang dikerjakan Angeal. Bayangan Angeal mencium Genesis seolah terlihat jelas di depan matanya. Ada perasaan aneh menjalar di hatinya. Cemburukah ? Tapi pada yang mana..? Ataukah rasa tegang karena sebentar lagi dirinya sendiri akan merasakan bagaimana rasanya mencium bibir seseorang ?

Sephiroth pernah menginginkan cinta. Pernah memaksakan diri mencintai seorang wanita, tapi gagal. Hatinya ini terlalu dingin dan tidak bisa dipaksa. Meskipun begitu, dia tidak pernah bermimpi bahwa ciuman pertamanya adalah dengan seorang pria.

Rasanya menjijikkan.

Dia nyaris membatalkan niatnya ketika Angeal menepuk bahunya dari belakang dan berbisik; “Sudah kulakukan. Aku akan keluar sekarang. Dan kau tidak perlu kuatir, aku takkan menceritakan tentang ini kepada siapa pun.” Lalu Angeal tersenyum padanya dan berjalan keluar.

Sephiroth mengawasi pintu ruangannya ditutup dari depan. Lalu dia membalikkan tubuh dan perlahan menghampiri Genesis. Dia memandangi sosok yang tertidur itu. Jelas, sosok ini bukanlah impiannya, bukanlah sosok yang dibayangkannya akan menjadi ciuman pertamanya.

Meskipun begitu, Genesis memang “cantik” ……

Mahluk paling rupawan dalam SOLDIER.

Jika sedang membuka sepasang mata biru-kelabu Genesis selalu penuh dengan cahaya kehidupan. Seolah menantang orang untuk menundukkannya. Keangkuhannya, kecongkakannya, segala emosinya yang membara. Menantang orang untuk memilikinya, namun tidak ada yang bisa benar-benar berhasil memilikinya. Bahkan bibirnya seperti menjanjikan kenikmatan duniawi.

Sephiroth berdiri di samping meja, membungkukkan tubuhnya ke wajah Genesis…. Dia bisa merasakan nafas teratur Genesis yang sedang tertidur.

Sangat damai.

Apa sebaiknya tidak usah dibangunkan ?

Burung api ini akan membakar apa saja di saat bangun……

Walaupun berpikir begitu, Sephiroth menempelkan bibirnya di bibir Genesis. Basah….. Bekas ciuman Angeal. Ada kemarahan yang aneh di hati Sephiroth menyadari bahwa bibir ini telah mencium beberapa orang lain berkali-kali.

Beginikah rasanya mencium bibir seseorang….?

Sephiroth memejamkan matanya, menekankan bibirnya lebih lagi pada bibir Genesis. Perlu waktu beberapa detik, kemudian dirasakannya bibir Genesis membuka dan memaksa bibirnya sendiri membuka juga, lalu dirasakannya sesuatu mendorong masuk ke dalam mulutnya. Lidah. Sephiroth membuka mata dan menyadari Genesis sudah bangun.

White general hendak menyentakkan kepalanya mundur, tetapi Red general mengulurkan tangan kanannya; menahan kepala Sephiroth, dan terus memaksa menciumnya; tepatnya mengajarinya caranya berciuman.

Beberapa detik Sephiroth membiarkan dirinya terlena dengan ciuman itu. Kemudian dia memaksa diri menyentak; melepaskan diri. “Kau sudah sadar.” Bisiknya.

Genesis diam sejenak. Sepasang matanya menatap wajah Sephiroth. Tangannya masih berada di belakang kepala Sephiroth dan membelai rambut perak itu.

“Bagaimana rasanya ?” Akhirnya Red general berbicara.

“Apa ?”

“Ciuman pertamamu.”

Hening sejenak.

“Cukup aneh.” Jawab Sephiroth sejujurnya.

“Itu ciuman pertamamu, bukan ?” Sahut Genesis; “Aku bisa merasakannya. Aku bisa melihatnya.”

“Dan itu pasti bukan pertamamu.” Sephiroth membalas, menegakkan diri.

Genesis bangun, duduk di atas meja; sementara Sephiroth berdiri di sampingnya.

“Aku bisa mengajarimu lebih banyak.” Ucap Genesis.

Sephiroth menatapnya. Pandangan mata Genesis kali ini berbeda dengan biasanya. Pandangan mata itu tampak memohon.

“Dengan siapa kau pertama kali belajar berciuman ?” Tanya Sephiroth tak tertahankan.

“Angeal.” Sahut Genesis tanpa malu-malu; “Dan saat itu adalah saat pertama kali untuknya juga.”

“Kau terlalu liar, songbird.” Kata Sephiroth pelan; “Sama sekali bukan tipe-ku.”

“Kalau kau mau menjadi milikku, aku akan mencoba berusaha mengendalikan diri.” Jawab Genesis.

Kembali hening sejenak.

“Lalu bagaimana dengan Angeal ?” Tanya Sephiroth pula.

“Angeal….. Jangan kuatirkan dia.” Genesis mengulurkan tangannya; menarik lengan baju Sephiroth; “Menurutmu aku harus bagaimana dengan dia ? Kau yang beritahu aku, moonbeam.”

“Apa kau punya perasaan terhadapnya ?” Sephiroth membiarkan Genesis memainkan lengan bajunya, kemudian Genesis merebahkan kepala di lengan Sephiroth. Genesis tidak menjawab.

“Kau sengaja kan dengan kecelakaan tertidur ini, songbird ?” Sephiroth akhirnya menyadari; “Kau sudah merencanakan ini ? Dan aku masuk dalam perangkapmu tanpa kusadari ! Siapa yang membuatkan obat tidur untukmu ? Hollander ?”

“Kau cerdas, Sephy.” Genesis tersenyum tanpa merasa bersalah. Dia masih memeluk lengan Sephiroth dan menyandarkan kepalanya di lengan itu.

“Kau membuatku takut.” Gerutu white general.

“Oh, aku tidak bermaksud begitu.” Jawab Genesis santai.

Kembali hening sejenak. Akhirnya dengan pelan Sephiroth menepiskan tangan Genesis yang memeluknya dan menyentakkan lengan; memaksa kepala Genesis tegak kembali.

“Datanglah ke apartemenku besok malam.” Ucap Sephiroth pelan; “Seorang diri. Kita akan meneruskan pembicaraan ini.”

Dan senyum pun merekah di wajah Genesis….. Dia tahu misinya sudah sukses. Dia sudah memiliki Sephiroth sekarang; atau Sephiroth yang memilikinya. Entah yang mana. Tapi yang pasti dia tahu dia sudah berhasil membuat sang white general merasakan cinta dan gairah……..

The End.

Pengikut

free hit counter