Reason To Hate You

(Another) Reason To Hate You

Genre : Friendship/Hurt-Comfort

Charas : Sephiroth, Genesis, Angeal

Setting : Somewhere in the past; Shinra

Rating : T buat jaga2

Warning : Genesis' POV, Summary : Whatever you do, whatever you say; you just giving me another reason to hate you...


****

Aku menatap pintu tertutup itu. Bahkan dari sini aku sudah bisa merasakan atmosfer yang menyesakkan. Aku sudah bisa merasakan tatapan mata orang yang berada di balik pintu itu. Aku sudah bisa membayangkan wajahnya, ekspresinya, gerak-geriknya yang selalu anggun.....

Tidak pernah sedikit pun dia bercela. Tidak pernah sedikit pun dia melakukan sebuah kesalahan. Begitu perfect. Manusia yang sempurna.

Aku tidak pernah melihat dia membuat kesalahan sedikit pun. Oh, aku ingin sekali melihatnya. Aku tidak pernah melihat dia tampil dengan buruk sekali pun. Aku tidak pernah melihat rambutnya yang panjang dan rapi menjadi kusut. Aku tidak pernah melihat dia menundukkan kepala. Aku tidak pernah melihat dia menitikkan airmata sedikit pun. Aku tidak pernah melihat pakaiannya kotor sedikit pun. Aku tidak pernah melihatnya tidak begitu bercahaya seperti yang selalu kulihat....

Dan aku sangat ingin melihat dia tidak bercahaya lagi. Aku sangat ingin melihatnya terhempas, kotor, kusut, dan menangis.....

Aku ingin melihat Sephiroth tidak bercahaya lagi, terhempas, jatuh, kotor, kusut, dan menangis.

Aku menatap pintu itu. Semua bayangan tentang dirinya berkecamuk dalam batinku walaupun aku berusaha mengenyahkannya.

Obsesi ?

Apakah ini adalah obsesi ?

Angeal selalu mengatakan itu padaku; "Berhentilah terlalu terobsesi dengan Seph, Genesis."

Tidak semudah itu, Sahabatku.

Segala sesuatunya datang sendiri. Dia selalu muncul di benakku, walaupun - percayalah - aku berusaha mengenyahkannya. Aku berusaha mengusir bayangannya dari hatiku, aku berusaha melemparkan sosoknya keluar dari pikiranku. Tapi tidak bisa. Dia selalu ada di sekitarku, di depan mataku. Bagaimana aku bisa mengenyahkannya dari hatiku sedangkan sosoknya selalu berada di sekitarku ? Bagaimana aku bisa mengenyahkannya dari pikiranku kalau semua orang di sekitarku selalu menyebut-nyebut namanya ?

Sephiroth the Hero. Sephi-

Mendadak pintu di depanku terbuka. Aku tersentak dan mengangkat wajahku; menatap sosok yang sedang kupikirkan ini. Wajahnya, senyumnya yang congkak, tatapan matanya yang selalu meremehkan orang lain, kesinisannya yang tersembunyi.. namun aku jelas bisa menangkap kesinisan dalam senyumnya; di wajahnya; dalam pandangan matanya.

Yeah, aku bisa melihatnya dengan jelas. Angeal mungkin tidak menyadari bagaimana kau memandang remeh aku dan Angeal, Seph. Tapi aku menyadarinya. Kita bertiga bersahabat, kita bertiga sering ditugaskan dalam satu misi bersama. Pertempuran demi pertempuran yang kita alami bersama dalam misi telah mendekatkan kita. Aku masih ingat, Seph, kita saling membantu di medan perang. Tapi yang dapat nama hanya kau. Yang paling dihargai oleh President Shinra dan oleh semua orang hanya kau.

Semua orang tahu Sephiroth, tapi tidak semua orang tahu Angeal dan Genesis. Kau sangat terkenal. Kami tidak.

"Genesis ?"

"Oh." Aku menyadari kau sedang menatapku. Sepasang bola matamu yang berwarna hijau tampak begitu jernih. Begitu bening, tetapi menyimpan kegelapan dan misteri.

Bagaimana mungkin seseorang bisa memiliki mata yang begitu indah ?

Kau menyilakanku masuk ke dalam ruanganmu. Aku melangkah masuk, dan kau menutup pintu di belakangku, membuat kita berdua terisolasi di dalam ruanganmu.

"Duduklah." Kau memerintahkanku.

Memerintahku.

Kenapa ? Kita berdua sederajat. Kita berdua seumur. Aku bahkan lebih tua beberapa bulan darimu, Sephy.

Jangan memerintahku. Walaupun hanya satu kata yang sederhana. Tetapi ketika itu datang darimu aku merasa bahwa perkataan itu penuh dengan nada kesombongan dan penghinaan. Kau menekankan nada bicaramu sehingga terdengar jelas seolah kau menganggap remeh aku.

Tetapi aku bergerak ke kursi di depan mejamu dan duduk. Aku berusaha menjaga gerakanku agar seanggun dirimu.

Kau bergerak ke belakang mejamu dan duduk di kursimu. Aku masih melihat sepasang matamu masih menatapku. Kenapa kau menatapku, Sephy ? Apa yang kau lihat dariku ? Bagaimana menurutmu diriku ?

"Aku ingin membicarakan hal yang sangat pribadi." Kau akhirnya berkata; "Mungkin ini agak aneh, tapi aku merasa bahwa kita harus membicarakan hal ini. Kita tidak bisa begini terus dan pura-pura bahwa tidak ada apa-apa."

Apa maksudmu ?

"Apa maksudmu, Seph ?" Aku bertanya, berusaha menjaga agar nada suaraku tetap tenang dan tidak gemetar.

Jangan tersenyum, Seph !

Jangan tersenyum ! Aku benci melihatnya.

Senyum yang penuh percaya diri. Aku ingin sekali meruntuhkan kepercayaan dirimu itu. Aku ingin mengubah senyummu menjadi tangis......

"Aku ingin bertanya." Kau meneruskan dengan lambat-lambat. Kau sengaja menikmati ekspresiku yang terlihat suram; "Kenapa kau membenciku, Genesis ?"

Apa ?

"Aku tidak membencimu !" Lidahku berdalih.

Kau menggeleng tanpa rasa bersalah; "Setiap kali dalam sesi latihan kau berusaha membunuhku." Sahutmu; "Dan setiap dalam rapat kau selalu menentangku, kau selalu berusaha menolak pendapatku, kau selalu keberatan akan pendapatku dan berusaha mempermalukanku. Awalnya aku menganggap kau memang benar-benar memiliki pendapat yang lebih baik dariku, tapi---"

"Aku menentang pendapatmu dalam rapat memang karena aku memiliki ide lain yang lebih baik darimu !" Putusku.

"Tidak." Jawabmu; "Kau menentangku hanya karena kau ingin membuatku marah. Kau berusaha membuatku marah."

Dan aku terdiam sejenak. Demi Gaia ! Kenapa dia bisa sangat santai saat mengatakan itu ? Kenapa kau bisa mengucapkan itu dengan tenang, Seph...?

"Ayolah, Genesis." Kau meneruskan dengan lebih pelan; "Kita berdua adalah laki-laki dewasa dan---"

Kita berdua adalah laki-laki dewasa..... Sephiroth, kau selalu menganggapku anak kecil ! Kau senang mempermalukanku seperti ini, memancingku dengan perkataan-perkataan sialanmu ! Menganggap aku adalah bawahanmu yang harus dibimbing olehmu. Aku membencimu !

"---kita masing-masing tahu apa yang kita rasakan. Aku tidak ingin mendebatmu. Aku hanya ingin tahu alasanmu." Kau meneruskan.

"Alasan apa ?" Tanyaku.

"Alasanmu membenciku." Kau menjawab.

Apa ?

Apa telingaku tidak salah dengar ?

Kau bertanya padaku apa alasanku membencimu ?

Saudaraku; Sahabatku; Teman Seperjuanganku. Kau sedang bertanya padaku apa alasanku membencimu ?

Sephy, kau gila ?

Aku membencimu sampai mati. Aku benci padamu. Aku benci dirimu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan aku tidak tahu kenapa.

Mungkin karena kau begitu perfect. Mungkin karena kesempurnaanmu itulah yang membuatku membencimu. Mungkin kau begitu sempurna dan semua orang agaknya menyadari kesempurnaanmu. Bukan hanya aku yang menyadari kesempurnaamu, tapi semua orang. Dan itu membuatku membencimu.

Tidak bisakah kau menyembunyikan segala kelebihanmu itu, Seph ?

Tundukkan kepalamu, sehingga orang tidak melihat betapa cantiknya dirimu.

Tidak bisakah kau tidak selalu tampil di depan dalam setiap rapat, berbicara dan membiarkan semua orang mengetahui betapa cerdasnya dirimu ?

Tidak bisakah kau berhenti tersenyum seperti itu ? Senyum yang sinis dan angkuh. Senyum yang membuat semua orang ingin memilikimu.

Termasuk aku.

Pernahkah kau sadari itu ? Tidak ? Karena kau begitu terkurung dalam pikiran-pikiranmu sendiri. Kau terkurung dalam kebekuan hatimu. Matamu terlalu buta untuk bisa melihatnya, Seph.

"Genesis ?" Kau menegur.

Jangan paksa aku bicara di saat aku tidak ingin bicara !

"Seph ?" Sahutku berusaha menahan diri. Aku tidak boleh kalah darimu. Aku tidak akan kalah darimu; "Kenapa kau memaksaku untuk mengatakan hal-hal yang tidak ingin kukatakan ?"

Kau terdiam. Kau menyandarkan punggungmu di sandaran kursimu. Sepasang mata hijaumu masih menatapku. Tidak ada ekspresi bersalah di wajahmu, tidak ada ekspresi gundah atau bimbang. Kau yang selalu sempurna. Kau tidak penah menunjukkan sedikit pun kegelisahan, ketakutan, kesedihan, rasa bersalah, dan---cinta.

"Aku tidak bermaksud memaksamu." Akhirnya kau menjawab; "Hanya saja kurasa aku sudah muak dengan semua ini. Aku bosan terus-menerus meladeni sikapmu dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, sedangkan sebenarnya aku semakin lama semakin menyadari bahwa kau membenciku. Aku hanya ingin dengar alasannya."

Apa ???

Bisakah kau mengulanginya, Sephy ??

Bisakah kau mengatakannya lagi ? Tapi jangan katakan itu dengan tenang ! Aku benci dengan segala ketenanganmu !

Bagaimana kau bisa begitu tenang ?

Sedangkan aku tidak ?! Aku bisa menyadari kedua tanganku terkepal. Kau melihatnya---Oh sialan, palingkan wajahmu ! Jangan melihatku !

Bisakah kau mengatakannya dengan menangis, Sephy ?? Bisakah kau bertanya padaku kenapa aku begitu membencimu; dengan disertai isak tangis, Sephy ?? Bisakah kau menunjukkan bahwa kebencianku padamu sangat mengganggumu dan membuatmu kehilangan kepercayaan diri ? Bisakah kau memohon agar aku tidak membencimu lagi...??

"Tepat. Aku memang membencimu !" Aku mendengar diriku sendiri berkata; tetapi aku sendiri sadar bahwa suaraku gemetar; "Dan kau mau tahu alasannya ?! Aneh sekali !"

Kau diam. Kau menungguku meneruskan pembicaraanku. Kau tidak ingin memutusku. Tetapi ekspresi wajahmu masih sama dinginnya seperti biasanya.

Karena kau tidak punya perasaan.

Itulah sebabnya aku membencimu.

Kau tidak punya perasaan.

"Karena....," Lidahku bergerak; "Karena kau adalah orang sombong sialan yang sebenarnya tidak punya otak, Sephiroth. Kau menang karena keberuntunganmu. Kau menang hanya karena kau dibesarkan oleh Shinra sejak lahir--"

Kau mengangkat alis; "Genesis---"

Jangan memutusku ! Itu hanya memberiku alasan untuk semakin membencimu !

"-Dan karena setiap kali kita berhasil menyelesaikan tugas apa pun bersama, namamulah yang paling dipuji!"

"Aku berusaha lebih keras dari kalian." Kau membantah.

Bagus ! Teruskan ! Bantah aku ! Marahlah, Sephy !

"Kau hendak mengatakan bahwa aku dan Angeal tidak berusaha apa-apa ?! Kau hendak mengaku bahwa dalam semua misi kita kau sendirilah yang bekerja ?!"

"Tidak ! Tapi jelas-jelas aku bekerja lebih banyak dari kalian--"

"Karena kau merebut semuanya, Sephy ! Kau merebut semua kesempatan !"

"Kesempatan mana yang kau maksud ?!" Kau membantah lagi; "Pada saat kita dikirim dalam misi terakhir seingatku kau dan Angeal berjalan-jalan menikmati pemandangan di pagi hari, maka aku tidak punya pilihan lain selain segera melaksanakan tugas kita daripada menunggu kalian kembali sore harinya--"

"Oh, jangan ingatkan aku ! Jangan membela dirimu sendiri ! Kau ular licik ! Kau sengaja menyelesaikan segala sesuatunya saat aku dan Angeal lengah, supaya dirimu sendiri yang dapat nama--"

"Ketika aku melaporkan kepada Lazard mengenai hasil dari misi kita itu, apa aku menyebutkan bahwa kalian berdua sebenarnya tidak bekerja apa-apa dan malah pergi menikmati pemandangan di kota sekitar ?! Tidak, bukan ?!"

"Tidak usah sok suci ! Aku benci orang yang sok suci ! Kau sengaja melindungi kami hanya karena kau ingin membuat kami berdua malu dalam hati. Kau ingin menunjukkan bahwa kau adalah mahluk suci sialan---"

"Aku bukan orang suci, dan kau sendiri---"

Di luar keinginanku, aku sudah memegang Rapier-ku dan menyerangmu. Kau menangkisnya dengan pedang Masamune-mu.

Kau tahu sekarang kenapa aku membencimu, Sephy ?

Jangan tanyakan padaku kenapa. Saat kau bertanya, itu malah memberiku alasan lain untuk semakin membencimu.....

Kita tidak ditakdirkan untuk bersama. Dunia ini terlalu sempit untuk kita berdua, Saudaraku.

The End

Pengikut

free hit counter