We're Late!

SHINRA ACADEMY : “WE’RE LATE !”

Setting : Somewhere in the past; ShinRa Academy; when Genesis & Angeal were in 2nd Class

Rating : K.

Charas : Genesis, Sephiroth, Angeal.

Genre : General/Humor.

Disclaimer : All charas belong to Squeenix co.


“Angeal, rileks.” Gerutu Genesis.

Angeal hanya menggumamkan jawaban tak jelas dan melangkah lebih cepat lagi meninggalkan si rambut merah di belakangnya.

Angeal !” Genesis mempercepat langkahnya dan berhasil menyusul sahabatnya itu sambil kedua tangan Genesis mengancingkan ban pinggangnya sendiri yang tadi belum terkancing karena mereka pergi dengan terburu-buru. “Angeal.” Dia meneruskan sambil meraba seluruh kancing bajunya sendiri untuk memastikan bahwa tidak ada kancing yang lepas; “Kalau sampai pakaianku terlihat tidak beres hari ini, aku akan menyalahkanmu !” Kemudian tangannya meraba rambutnya yang merah, menyisiri rambutnya itu dengan jari-jari tangannya yang lentik.

Angeal memutar bola mata. Dia mendengus, dan meneruskan langkahnya dengan lebih cepat. Genesis menyusulnya lagi. Kemarahan mulai terlihat di sepasang mata biru-kelabu Genesis. Si rambut merah itu paling tidak suka penolakan, paling tidak suka jika tidak mendapatkan perhatian.

“Baik ! Kau tidak suka berjalan bersamaku !” Bentaknya.

Bagaimana orang bisa bertahan menghadapi mahluk itu ?! Gerutu Angeal dalam hati. Kesabarannya habis. Dia berhenti berjalan untuk menengok menatap sahabatnya sejak kecil ini dan dia tidak tahan untuk tidak membentak; “Genesis ! Dengar ! Kita sudah diberitahu kemarin bahwa pagi ini ada rapat jam setengah sembilan tepat dan sekarang sudah jam setengah sembilan kurang tiga menit sedangkan kita masih belum mencapai ShinRa Building ! Terima kasih kepada Gaia karena aku memiliki sahabat yang menyenangkan dan disiplin sepertimu !!” Lalu tanpa menunggu jawaban; dan tanpa memperdulikan orang-orang di jalanan yang menengok pada mereka berdua karena ucapannya yang keras tadi; Angeal meneruskan langkahnya.

Dua detik kemudian Genesis kembali mengimbangi langkahnya.

“Jangan salahkan aku !” Balas sahabatnya itu sambil tetap berjalan merendengi Angeal; “Aku terlambat bangun karena aku tidak tidur semalaman, kau tahu; aku-----”

“Kau apa ?!? Kau membaca Loveless sepanjang malam sampai jam dua pagi dan---oh sekali lagi terima kasih Gaia---Kau juga membuatku tidak bisa tidur karena Loveless-mu itu !!” Tukas Angeal; “Aku heran aku belum membeli kapas untuk menyumbat kupingku sejak bertahun-tahun yang lalu !”

Angeal Hewley !!” Seru Genesis dengan nada sakit hati yang jelas dibuat-buat; “Aku tidak percaya sebagai teman sejak kecil kau sanggup mengatakan kata-kata seperti itu padaku; sahabatmu satu-satunya ! Perkataanmu menghina Loveless yang sangat kusukai, temanku tersayang, tahukah kau aku sangat sakit hati----”

“Simpan dulu sakit hatimu, Genesis !” Angeal memutus saat dia mulai menyadari orang-orang di sepanjang jalanan sialan ini menengok pada mereka berdua sambil cengar-cengir dan menunjuk-nunjuk. Angeal merendahkan suaranya sambil tetap berjalan; “Orang-orang menatap kita !”

Genesis menengok ke sekelilingnya; menyadari bahwa orang-orang di sepanjang jalan Midgar ini menengok pada mereka berdua sambil bisik-bisik menertawakan. Tentu saja. Dua pria dewasa bertengkar seperti anak kecil dengan suara keras. Belum lagi kenyataan bahwa keduanya sudah terkenal sebagai SOLDIER Kelas Kedua dari ShinRa Co. yang termashyur.

Berbeda dari Angeal yang berpura-pura tidak menyadari sedang diperhatikan oleh orang-orang di jalanan, dengan terang-terangan Genesis membalas tatapan mereka lalu membentak; “Lihat apa kalian ?!?”

“Genesis !” Seru Angeal memperingatkan. Angeal sudah hafal watak Genesis. Pernah suatu kali saat mereka sedang duduk di SOLDIER Kelas Ketiga dan kelas mereka diwawancarai, Genesis nyaris membunuh reporter-nya setelah tanpa sengaja sang reporter mengatakan bahwa Genesis mempunyai wajah yang cantik dan feminim.

Dan tentu saja sekarang Angeal tidak ingin Genesis --- secara sengaja maupun tidak --- melukai orang-orang di jalanan.

Dia mengalungkan lengannya di lengan Genesis dan setengah menyeret si rambut merah itu kembali berjalan.

Cukup sukses. Genesis baru menyentakkan lengannya untuk melepaskan diri setelah mereka berdua tiba di pintu masuk ShinRa. Satpam sudah mengenal mereka berdua dan tersenyum pada Angeal yang membalas dengan ucapan selamat pagi. Sang Satpam tidak tersenyum sama sekali pada Genesis. Seluruh staff dan manajer di ShinRa sudah mengenal siapa Genesis: seorang pemuda yang sombong, angkuh, congkak, pemarah, penyendiri, emosional, dan bertindak dengan menuruti kata hati atau perasaan lebih daripada rasio.

Kemudian mereka harus absen dan Angeal sudah memutar bola mata lagi. Genesis mengambil kartu absennya sendiri dengan tenang dan menulis jam setengah sembilan kurang lima. Padahal sekarang jam setengah sembilan lewat sepuluh. Sudah sering begini. Genesis mencurangi waktu di absen mereka.

“Apa ?!” Dia berbisik melihat ekspresi protes di wajah Angeal; “Kau boleh tulis apa pun yang kau mau di kartumu sendiri, sahabatku, dan aku boleh menulis apa pun yang aku mau di kartuku sendiri !”

Angeal mendengus. Menulis jam yang sebenarnya berarti terang-terangan dia minta detensi; sebab sudah sekitar sepuluh kali dia (dan Genesis) terlambat bulan ini dan dia menulis yang sebenarnya sebanyak tiga kali (Sedangkan Genesis tidak). Berarti di kartu Angeal sekarang ada tiga kali terlambat, dan ini akan jadi yang keempat. Sialan. Demi Gaia. Angeal pun menulis jam setengah sembilan kurang lima; mengikuti jejak si iblis berambut merah.

Genesis menyeringai puas.

Little bitch !” Bisik Angeal menyumpah tak jelas saat mereka berdua masuk ke lift.

“Apa ?” Genesis menengok; “Kau panggil aku apa ?” Agaknya dia benar-benar tidak mendengarnya dengan jelas.

“Bukan apa-apa.” Gumam Angeal.

Genesis angkat bahu.

Pintu lift terbuka dan mereka langsung menuju ruang rapat. Pintu ruangan itu sudah tertutup rapat.

“Jangan kuatir.” Bisik Genesis pada Angeal sebelum mengetuk pintu; “Biar aku yang mencari alasan jika ditanya. Lagipula Mr. Lazard adalah orang yang baik, dia tidak akan mempersulit kita.” Lalu si rambut merah itu mengetuk pintu.

Tidak ada jawaban. Dari dalam sangat hening. Memberanikan diri, Genesis membuka pintu tanpa menunggu jawaban sambil langsung berkata; “Mr. Lazard, maaf, kami--------”

Tetapi bukan Lazard yang berada di kursi pimpinan rapat di ujung meja.

Melainkan Sephiroth. Sephiroth sendiri. Sephiroth yang terkenal, Sephiroth the hero, Sephiroth yang di usia mudanya sudah menjadi General dalam SOLDIER, Sephiroth yang hebat, termashyur; pemilik pedang Masamune yang terkenal.

Peserta rapat ini; yang duduk mengelilingi meja panjang besar itu; juga bukan hanya SOLDIER Kelas Kedua atau Kelas Ketiga; tapi juga Kelas Pertama, dan sumpah demi Gaia semua mata mereka tertuju pada Angeal dan Genesis.

Bahkan Genesis pun jadi kehabisan kata-kata. Dia berusaha menemukan kembali suaranya, berusaha mengucapkan sesuatu, tapi pandangan mata hijau Sephiroth tertuju lurus padanya dan entah kenapa itu membuatnya salah tingkah.

Tidak ada ekspresi apa pun di wajah Sephiroth. Kemudian dengan ngeri Angeal menyadari bola mata hijau Sephiroth bergerak dari wajah Genesis, lalu ke Angeal (yang berada agak di belakang Genesis), lalu ke arah jam dinding di atas pintu yang masih dipegangi Genesis.

Angeal berharap jam itu mati. Gaia yang agung, tolonglah ! Sekali ini saja !

Sayang harapannya tidak terkabul.

“Setengah sembilan lewat lima belas.” Gumam Sephiroth.

Angeal merasa bisa merasakan lutut Genesis gemetar. Selama sedetik Angeal mengira Genesis akan lari keluar sambil membanting pintu kembali menutup. Tetapi tentu saja Genesis tidak akan melakukan itu. Mereka berdua adalah SOLDIER sekarang.

Tetapi walaupun tidak lari, Genesis masih tidak bisa bicara. Dia berusaha mengatakan sesuatu tapi yang terdengar hanya ucapan “Aa---” terbata-bata.

Sephiroth mengawasinya, menunggu.

Terpaksa Angeal membuka mulut; “S-selamat pagi, General, maaf kami terlambat.” Dia berusaha menjaga agar suaranya tidak gemetar. Bagus, sekarang dia harus mencari alasan, sebab kelihatannya Genesis yang biasanya hebat mengarang alasan kali ini tampak seperti mau pingsan. Otak Angeal berputar keras. “K-kami.. uh… terlambat karena pelayan di restauran tempat kami makan pagi tanpa sengaja me-menumpahkan sup ke pakaian Genesis sehingga dia harus pulang dan berganti pakaian dulu, dan a-aku menemaninya.”

Genesis langsung menengok pada Angeal yang sekarang tepat di sebelahnya. Wajah Genesis sudah merah padam bercampur pucat, tetapi kesadaran Genesis agaknya mulai pulih dan sepasang matanya memelototi sahabatnya itu seolah mengatakan pada Angeal; ‘Alasan paling tolol, Angeal Hewley, dan aku akan mencekikmu sampai mati begitu kita keluar dari ruangan sialan ini !!!’

Angeal membalas tatapan galak sahabatnya dengan pandangan yang mengatakan; ‘Habis mau bagaimana lagi, dong ?! Aku tidak pintar mencari alasan, dan kau; tuan berotak pintar yang katanya mau mencarikan alasan untuk kita; malah berdiri gemetaran dari tadi !’

Sephiroth berdehem, dan dengan muka semakin merah baik Angeal maupun Genesis kembali menatap pada sang General yang jelas tidak menikmati pertunjukan saling-tatap dari kedua bawahannya itu.

“Aku tidak senang diinterupsi pada saat aku sedang memberikan pengarahan.” Akhirnya Sephiroth berkata, sepasang matanya masih tertuju lurus pada kedua mahluk di pintu yang tampak sangat salah tingkah; “Dan keterlambatan kalian jelas telah menginterupsiku; selain kenyataan bahwa kalian tidak tepat waktu; entah dengan alasan apa pun-----Oh, berhentilah saling berpandangan begitu ! Lain kali pikirkan dulu alasan yang bisa kalian sepakati bersama sebelum mulai mengetuk pintu !”

Nada suara Sephiroth tetap tenang dan datar, tapi baik Angeal maupun Genesis merasa kata-kata itu seperti tangan yang menampar muka mereka.

Untunglah agaknya sang General cukup baik hati. Walaupun; sekali lagi; nadanya tetap datar dan ekspresinya tidak menunjukkan emosi apa pun, Sephiroth meneruskan; “Karena aku sedang fokus pada bahasan rapat kita dan aku tidak punya banyak waktu, kali ini kalian berdua kuijinkan masuk. Aku akan berbicara mengenai sikap kalian setelah rapat ini selesai. Sekarang duduklah !”

Mata Genesis dan Angeal segera menatap ke kursi-kursi di dua sisi meja panjang ruangan ini dan menyadari bahwa dua kursi kosong yang tersisa jaraknya berjauhan (padahal biasanya keduanya selalu duduk berdampingan). Yang satu diapit oleh dua SOLDIER Kelas Kedua; kelas mereka. Sedangkan yang satunya… berada di sisi kiri paling dekat dengan sang General dan bersebelahan dengan SOLDIER Kelas Pertama.

Sephiroth menunggu dengan tak sabar dan sedetik kemudian dia nyaris tidak bisa percaya bahwa kedua SOLDIER Kelas Kedua itu; kedua bawahannya itu; memperebutkan tempat duduk yang berada di antara Kelas Kedua. Sephiroth bisa mengerti kalau tidak ada yang mau duduk di sebelahnya. Dia tahu dia memang mengerikan. Tapi yang membuatnya nyaris tidak percaya adalah tingkah laku kekanakkan dari dua pria dewasa yang terlambat datang ini.

Kedua SOLDIER Kelas Kedua itu berlari bersamaan ke kursi yang diapit oleh dua teman sekelas mereka lalu saling menyikut dan mendorong sampai salah satu teman mereka hampir terjatuh.

“Cukup !” Seru Sephiroth; “Kau !”---Dia menunjuk Genesis; “Disini !!” Dia memberi isyarat agar Genesis duduk di kursi yang paling ujung dari sisi meja; yang berada paling dekat dengan Sephiroth.

Mau tak mau Genesis berjalan kesitu, membiarkan Angeal mendapat tempat yang lebih menyenangkan. Sephiroth mengawasi Genesis dan jelas menyadari bahwa si rambut merah itu menolak memandangnya; tapi ekspresi kemarahan mulai jelas terlihat di wajah si rambut merah.

Kemarahan yang tidak disembunyikan.

Si rambut merah itu menarik kursinya dengan kasar lalu membanting dirinya duduk dan menghela nafas jengkel.

“Bisa kita mulai ?” Pancing Sephiroth.

Anggota lain sadar bahwa pertanyaan itu ditujukan bukan pada mereka, maka mereka tidak memberi jawaban.

Genesis tidak mengacuhkan pertanyaan itu, sepasang matanya menatap ke sepasang tangannya sendiri yang diletakkan di atas meja dan ekspresinya jelas menunjukkan kemurkaan.

Angeal tidak tahan untuk tidak memperingatkan sahabatnya yang agaknya tidak sadar kepada siapa pertanyaan Sephiroth ditujukan. “Genesis !” Desis Angeal. Cukup keras di ruangan yang sunyi ini sehingga sekarang semua mata tertuju pada Angeal; kecuali mata Genesis sendiri.

Muka Angeal memerah.

Sephiroth menatap Angeal sekilas lalu kembali memandang Genesis yang masih menatap ke kedua tangannya sendiri sambil menahan marah. Saking marahnya si rambut merah tidak meyadari bahwa Angeal baru saja melakukan pengorbanan besar mempermalukan diri demi memanggil namanya.

Tetapi sedetik kemudian Genesis segera terlonjak dengan terkejut dan shock, sebab Sephiroth menggebrak meja sambil berdiri.

“Bisa kita mulai ?” Ulang Sephiroth. Nadanya jauh lebih tegas, lebih keras, dan lebih disiplin. Pandangannya lurus kepada Genesis.

“Y-ya, Sir.” Genesis lupa untuk marah saking shock-nya.

Sephiroth berjalan ke arah papan tulis yang memang telah disediakan di ruangan rapat ini dan meneruskan ceramahnya tentang perang yang telah terjadi selama bertahun-tahun ini. ShinRa dan Wutai.

Dia sudah menerangkan selama sekitar empat puluh lima menit ketika akhirnya dia dengan jengkel menyadari bahwa ada yang tidak mendengarkan. Dia berhenti berbicara, kembali menatap pada mahluk berambut merah yang sedang menunduk mengawasi kedua tangannya sendiri di atas meja sambil entah memikirkan apa; yang pasti ekspresi si rambut merah itu jelas menunjukkan ketidakpuasan.

Dengan ngeri Angeal melihat Sephiroth berjalan menghampiri Genesis sementara si rambut merah itu masih belum mau sadar dari lamunan. Selama dua detik Angeal merasa Sephiroth akan menarik kerah baju Genesis lalu menampar anak itu, tetapi syukurlah ternyata tidak. Sephiroth hanya berdiri diam di sebelah Genesis selama sesaat; menunggu reaksi Genesis.

“S-Sir ?” Akhirnya Genesis menyadari juga bahwa sang General sudah berada di sebelahnya dan memperhatikannya. Dia menengadah, membalas tatapan sang General.

“Ada yang ingin kau katakan ?” Balas Sephiroth.

“Apa ?”

“Kulihat agaknya ada banyak sekali keberatan di hatimu. Coba kau sampaikan satu persatu sekarang.”

Genesis melayangkan pandangan matanya pada Angeal selama beberapa saat, lalu menjawab; “T-tidak. Tak ada.”

“Kalau begitu maukah kau lebih berkonsentrasi lagi dan mendengarkan jika ada yang sedang berbicara di depan ?!” Kata Sephiroth pula; berusaha bersikap baik.

“Ya, Sir.”

Sephiroth kembali berjalan ke papan tulis. Dirasakannya pandangan si rambut merah di punggungnya. Tanpa perlu menoleh dia menyadari bahwa pandangan yang diberikan oleh Genesis adalah tatapan penuh kebencian. Ketika Sephiroth akhirnya sampai di papan tulis dan memutar tubuhnya untuk menghadapi bawahan-bawahannya yang duduk memandangnya; pandangan matanya dan pandangan mata Genesis bertemu, dan Sephiroth benar-benar melihat kemarahan dan kebencian yang tersirat.

Sephiroth kembali menerangkan. Kali ini Genesis memperhatikan, tapi terus dengan tatapan mata benci dan marah. Sephiroth menyadari itu, maka setiap dua puluh menit dia berhenti menerangkan dan membalas tatapan mata Genesis dengan terang-terangan sambil bertanya dengan nada kaku; “Ada pertanyaan ?”

Awalnya Genesis menggeleng, tetapi setelah terjadi selama dua kali dan Sephiroth dengan jelas menunjuknya; “Kau. Ada pertanyaan ?” Maka Genesis tidak menahan diri lagi, dia mulai memberikan komentar-komentarnya. Adu debat terjadi. Bahkan kemudian Genesis tanpa bisa menahan diri lagi mulai berani menginterupsi saat Sephiroth sedang meneruskan, melontarkan kritik-kritik atas penjelasan mengenai taktik perang sang General.

Mereka berdua berbeda pendapat. Dan seisi ruangan sadar bahwa walaupun taktik perang metode lain yang disarankan Genesis memang mungkin lebih sederhana; tetapi sangat menyolok bahwa selalu lebih kejam daripada semua metode Sephiroth. Seolah Genesis tidak akan segan mengorbankan nyawa penduduk dalam suatu desa demi kemenangan, bahkan tidak akan segan mengorbankan nyawa ratusan prajurit ShinRa sendiri demi kemenangan.

Entahlah apakah memang Genesis memiliki sifat yang kejam, ataukah hal-hal yang dia lontarkan saat ini dipaksakannya keluar hanya supaya demi bisa mengkritik Sephiroth.

Rapat ini berlangsung sangat lama karena kedua orang itu terus berbantahan. Sudah lewat jam dua siang dan mereka semua masih terkurung di ruangan ini. Angeal mulai lapar dan bosan dengan pertengkaran kedua orang itu. Dia berkali-kali menatap sahabatnya dengan nada memberi isyarat agar sahabatnya diam, tetapi Genesis tidak bisa berhenti kalau sudah memulai sesuatu.

Semua SOLDIER Kelas Ketiga yang hadir disini sekarang sudah bergerak-gerak dengan gelisah dan capek. Lapar, haus, serta kebutuhan untuk ke toilet. Tidak ada yang berani minta izin keluar untuk ke toilet sedari tadi; sebab melihat ekspresi sang General yang seperti orang sedang menjalani uji kesabaran.

Jam tiga siang dan Angeal merasa seluruh ototnya pegal dan kaku, tapi lagi-lagi mereka masih terkurung di ruangan ini; mendengarkan omong-kosong Genesis; sadistic little bitch; yang berusaha mempermalukan Sephiroth dengan sia-sia sebab sang General jelas lebih berotak. Angeal menyesal kenapa dia tidak pernah merusak pita suara sahabatnya sejak dulu (tentu saja kiasan) atau setidaknya menyumbat mulut sahabatnya itu. Dia melirik Genesis yang masih berbicara dan merasa bahwa dia ingin sekali menutup mulut itu dengan tangannya.

Setengah jam kemudian, sesuatu terjadi. Seorang SOLDIER Kelas Ketiga yang bertubuh kecil yang sedari tadi bergerak-gerak gelisah di tempat duduknya; mendadak miring dan terjatuh. Semua orang terkejut. SOLDIER kecil itu pingsan. Dengan sigap Angeal segera melompat bangun dan mengangkat tubuh si SOLDIER yang pingsan dari lantai.

“Bawa dia ke Prof. Hollander !” Seru Sephiroth, tampak terkejut. Angeal mengangguk dan menggendong anak yang pingsan itu keluar.

Kejadian itu cukup menyadarkan Sephiroth bahwa mereka semua sudah lelah. “Rapat selesai !” Dia melirik jam sambil berjalan kembali ke mejanya. Dilihatnya Genesis juga bergerak hendak bangun meninggalkan meja, maka dia berkata; “Kau. Dan temanmu yang tadi, datanglah ke ruanganku nanti sore setelah kalian cukup istirahat untuk membicarakan tentang tingkah laku kalian berdua pagi tadi !”

Genesis tidak menjawab, tapi sepertinya dia mengerti. Dia meninggalkan ruangan bersama SOLDIER yang lain.

Salah seorang SOLDIER Kelas Pertama masih berada disini. “Anak itu……” Dia berkata sambil menunjuk punggung Genesis yang menjauh; “Aku salah satu mentor mereka. Aku akan memberi pelajaran pada anak itu kalau kau mau. Namanya Genesis Rhapsodos, dan dia memang kurang sopan santun.”

Big mouth. Lack of knowledge.” Gerutu Sephiroth sambil membereskan kertas-kertasnya di atas meja.

“Kau terlalu baik dengan meladeninya berdebat.”

“Oh ya ?! Aku hanya ingin membungkamnya, tidak kusangka dia sangat gigih. Semangat yang bagus sebenarnya.” Jawab Sephiroth pula, menumpuk kertas-kertas dan map-nya; “Nah, pergilah istirahat. Aku juga memerlukan istirahat.” Dia meninggalkan ruangan.

‘Tunggu, Sir !” Cegah sang SOLDIER Kelas Pertama; “Anda tidak ingin aku memberi pelajaran sopan santun pada anak itu ?”

“Aku akan melakukannya sendiri kalau aku mau.” Sahut Sephiroth tanpa berhenti berjalan menjauh.

Memang, tidak ada yang bisa berhasil menghasut atau menjilat Sephiroth, walaupun jelas semua orang di ShinRa berusaha melakukan itu.

***

Angeal mengawasi Genesis yang kali ini sibuk makan tanpa banyak protes padahal biasanya selalu saja ada yang bisa dikomentari Genesis tentang makanan di kantin keparat ini.

Si rambut merah itu tidak menaruh perhatian pada apa pun lagi kecuali makanan dan terlihat sangat capek serta kelaparan.

“Kau tidak akan selapar itu kalau kau tadi tidak mencoba berdebat dengan sang General.” Angeal menghela nafas.

“Sudah terlambat.” Jawab Genesis sambil makan; “Aku sudah berdebat dengannya dan sekarang aku sangat capek !”

“Menurutku kau tadi terlalu nekad.” Angeal menghela nafas.

“Nekad ?!” Genesis tertawa sinis; “Terima kasih atas dukunganmu, sahabatku yang baik hati.”

Angeal memutar bola mata.

***

Pintu ruangan Sephiroth diketuk. Si rambut perak itu melirik jam dengan kesal, tapi menahan diri lalu berkata; “Masuk !”

Pintu terbuka. Genesis masuk duluan diikuti Angeal di belakangnya.

“Anda memanggil, Sir ?” Tanya si rambut merah. Agaknya dia sudah lebih tenang dan tidak semarah waktu di ruang rapat. Rupanya kantin di ShinRa entah bagaimana hari ini cukup memuaskannya.

Hari sudah malam. Sebagian besar orang sudah pulang. Sudah jam setengah tujuh. Sephiroth sebenarnya sudah menunggu kedua anak itu sejak jam lima, tapi keduanya tidak muncul juga, maka akhirnya Sephiroth menyuruh salah satu staff untuk memanggilkan keduanya yang rupanya bersembunyi di perpustakaan.

Sephiroth mengamati ekspresi kedua mahluk yang sekarang duduk di hadapannya. Si rambut merah tampak tenang, bahkan tampak agak puas. Sedangkan Angeal tampak setengah geram (entah pada siapa) dan setengah merasa bersalah. Tidak perlu waktu lama bagi Sephiroth untuk menyadari kejadian yang terjadi: Genesis tidak menyampaikan pesan Sephiroth pada Angeal bahwa Sephiroth menunggu mereka. Genesis berpura-pura lupa (dan Angeal memang lupa sungguhan; sebab di awal rapat tadi pagi Sephiroth sudah menyampaikan secara langsung), dan ketika ada staff datang memanggilkan mereka barulah Angeal benar-benar teringat sementara Genesis pura-pura baru ingat.

“Berapa usiamu, Genesis Rhapsodos ?” Sephiroth bertanya dengan nada datar.

“Huh ?” Genesis tampak kaget.

“Aku menanyakan usiamu.” Jawab Sephiroth.

“Bukankah usiaku tercantum dalam data-dataku ?” Genesis balas bertanya.

“Aku ingin mendengarnya secara langsung darimu.” Kata sang General pula.

Mau tak mau Genesis menjawab; “Dua puluh dua.”

Sephiroth menghela nafas, “Kukira kau baru tujuh belas tahun.” Ucapnya kalem lalu meneruskan dengan nada setengah mengejek; “Tentu saja maksudku bukan wajahmu; tapi tingkah lakumu.”

Sekali lagi, Sephiroth membuat Genesis kehabisan kata-kata saking marah dan malunya. Mau tak mau Sang General merasa puas mengamati wajah Genesis yang merah karena malu sekaligus masam karena geram.

“General.” Tegur Angeal dengan nada agak tajam; “Sebenarnya ada apa Anda memanggil kami ?” Jelas sekali Angeal adalah sahabat yang baik yang tidak rela sahabatnya dipermalukan.

“Oh.” Sephiroth mengalihkan pandangannya dari wajah Genesis ke wajah Angeal; “Aku hanya ingin menyampaikan teguranku atas keterlambatan kalian tadi pagi, dan setahuku kalian sudah sering terlambat.” Dia mengeluarkan kartu absen Genesis dan Angeal dari laci mejanya; “Aku menyuruh orang membawakan kartu absen kalian padaku tadi sore.”

Angeal diam sejenak, menatap sang General yang membolak-balik kedua kartu absen itu. Entah kenapa Angeal memiliki firasat bahwa sang General sudah tidak percaya pada catatan hadir yang tertulis disitu, tetapi Angeal terlambat memperingatkan Genesis yang sudah berkilah; “Kalau Anda lihat baik-baik… saya baru terlambat sekali ini……”

“Yang benar ?” Tanya Sephiroth.

“Ya, a---” Genesis mencoba menjawab lagi tetapi Angeal sudah menendang kaki sahabatnya itu di bawah dan berkata duluan dengan cepat kepada Sephiroth; “Maafkan kami.”

Genesis mengaduh dan memelototi sahabatnya. Angeal berusaha menutupi suara mengaduh itu dengan berkata sekali lagi dengan sangat cepat tanpa membalas pandangan Genesis; “MaafkankamiGeneralkamitidakakanmengulanginya !” Tangannya menyikut lengan sahabatnya.

Agaknya sekarang Genesis sadar. Dia menatap Angeal, lalu menatap Sephiroth; “B-bagaimana kau bisa tahu ?” Dia menanyai sang General.

Kalimat yang berkesan kurang ajar itu membuat Angeal menendang kaki sahabatnya lagi di bawah.

Aduh !” Seru Genesis; melompat bangun; “Angeal, aku----”

Angeal memberi isyarat dengan mengerling ke arah Sephiroth. Genesis segera duduk kembali.

Syukurlah Sephiroth tidak marah, tetapi juga tidak tampak terkesan dengan dagelan singkat dari sepasang sahabat itu.

“Apa semua orang di desa Banora seperti ini..?” Dia menggumam pelan.

“Maaf ?” Tanya Angeal.

“Oh, aku hanya bergurau.” Jawab sang General; “Dan untuk menjawab pertanyaanmu, Genesis, aku sadar bahwa catatan di kartu absenmu palsu karena aku melihat ada tiga kali terlambat dalam kartu Angeal sedangkan tidak dalam kartumu, padahal aku sudah dengar bahwa kalian selalu datang bersama, dan kalian berdua jelas melupakan petugas satpam pagi hari yang selalu melihat kedatangan kalian.” Dia berhenti sejenak untuk memperhatikan ekspresi gelisah Genesis, lalu meneruskan dengan tenang; “Tolong jangan buat aku berpikir bahwa kalian berdua baru duduk di SOLDIER kelas tiga, Genesis Rhapsodos dan Angeal Hewley. Itu pertama. Yang kedua, jangan mencoba melukai satpam yang kumaksud hanya karena dia mengatakan kebenaran di depanku. Kalau ada sesuatu terjadi dengan satpam itu dan keluarganya, kalian berdualah yang pertama akan kudatangi.”

“Baik, Sir.” Sahut Angeal formal meskipun mukanya merah padam karena malu dan merasa bersalah.

Sephiroth menatapnya; “Tolong awasi tingkah laku sahabatmu mulai sekarang, Hewley.”

“Baik, Sir.” Jawab Angeal dengan nada tak senang. Bukan tak senang karena apa, tapi karena Sephiroth mengucapkan itu seolah menganggap Genesis liar dan tidak sebijak Angeal sendiri. Angeal tidak pernah ingin dianggap mengungguli Genesis; dalam hal apa pun; oleh siapa pun.

“Dan mulai sekarang.” Tambah sang General; “Aku akan meminta Mr. Lazard mengganti sistem absensi dengan mesin sidik jari. Setidaknya itu lebih baik. Seharusnya ShinRa sudah memperbaiki sistem ini sejak lama, tapi sebelumnya memang tidak ada yang berani berbuat curang; sehingga selama ini kami bersedia mempercayakan setiap anggota untuk menulis sendiri jam hadirnya di kartu masing-masing. Selama ini kami menilai setiap anggota yang bisa masuk ke ShinRa berarti sudah cukup dewasa dan bisa jujur serta bertanggung jawab……”

Muka Genesis memerah. Dia menunduk; tidak berani menatap sang General dan tidak berani mengatakan apa-apa lagi.

Sephiroth diam sejenak. Kedua anak di depannya yang seusia dengannya ini tidak berani membalas pandangannya sekarang. Sebetulnya mereka bertiga seumur. Sephiroth hanya satu (atau beberapa) bulan lebih tua dari Genesis dan Genesis hanya satu (atau beberapa) bulan lebih tua dari Angeal.

Dia merasa bahwa kedua bawahannya itu sudah cukup mendapat pelajaran. “Baiklah, sekarang kalian boleh pergi.” Katanya; “Kurasa kalian tidak akan mengulanginya lagi besok.”

Angeal dan Genesis bangkit. Ketika Genesis mengangkat muka lagi untuk memandang Sephiroth sekilas sebelum mengikuti Angeal meninggalkan ruangan, Sephiroth menyadari tatapan mata kagum dan penuh cinta dari si rambut merah itu seolah sudah bertahun-tahun Genesis memang telah memendam perasaan itu kepada Sephiroth, dan kenyataannya memang begitulah yang sebenarnya…….

The End


Pengikut

free hit counter